Menurutnya, warga sudah lama menuntut pihak berwenang untuk segera memperbaiki jalan itu karena akses utama warga atau jalan raya yang biasanya dilewati warga sudah tidak memungkinkan karena jalan tersebut sudah rusak, berdebu dan sering macet serta membahayakan keselamatan kiwa akibat aktivitas pengangkutan batubara.
“Karena itu kami menuntut pemerintah segera memperbaiki jalan alternatif di belakang supaya warga punya akses jalan yang aman,” sambung Harianto.
Sebelumnya pada Juli 2022 Ketua Komisi II DPRD Kota Bengkulu beserta jajaran melakukan inspeksi ke jembatan tersebut bersama warga.
Kemudian perwakilan masyarakat Kelurahan Teluk Sepang, Kecamatan Kampung Melayu juga melakukan rapat dengar pendapat untuk menyampaikan aspirasi di Kantor DPRD Kota Bengkulu
Harianto berharap, pembangunan disegerakan karena ada 3.549 jiwa warga Kelurahan Teluk Sepang bergantung ke akses jalan tersebut.
Berdasarkan keputusan di pertemuan terakhir saat hearing bersama PT Pelindo, anggaran pembangunan jalan tersebut dibebankan Rp 3 miliar ke Pelindo dan Rp 3 miliar oleh Pemkot Bengkulu