Kalau harus mencari siapa yang dapat disalahkan terhadap fenomena ini, maka bagaimana bertanya; mana lebih duluan telor atau ayam. Karena setiap Caleg selalu punya siasat untuk mencari suara pemilih. Kalau dirasa sulit meyakinkan dengan bicara program, maka harus menemukan siasat lain yang lebih jitu.
Mengapa harus menempuh cara lebih sulit menjual kapasitas intlektual, karakter pemimpin yang berkualitas, bila ada cara lebih mudah dengan cukup menggelontorkan amunisi berupa “cuan”.
Itulah siasat. Itulah cara yang dilakukan para kompetititor dalam sebuah pertarungan ala “perjudian” pada saat ini. Dan pihak lain banyak pula yang mengatakan cara itu adalah bentuk ikhtiar perjuangan. Betulkah begitu?
Maka kalau begitu, sesungguhnya tidak terlalu rumit dalam upaya mencapai kesuksesan pada pertarungan legislatif di republik ini. Bagi para pemimpin partai politik, tentu dapat memaknai fenomena ini secara arif.
Atau dimaknai dengan sikap sederhana ; kenapa harus bertele-tele dalam rangka mencapai kesuksesan partai. Karena kekuasaan itu nyatanya, dapat digapai dengan mudah sesuai tahapan dan pengaturan yang sudah direncanakan semula.
* Penulis adalah Ketua Umum Forum Komunitas Peduli Bengkulu (FKPB) provinsi Bengkulu