RADARBENGKULU - Petai salah satu hasil pertanian yang harganya lumayan membantu petani di Desa Sinar Mulya, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur.
Namun saat ini harga petai petani itu anjlok parah. Harga komoditas petai hanya mencapai Rp 40 ribu per empong atau seikat (100 pelepah atau papan-red) dengan kualitas petai super.
BACA JUGA:Jelang Penghitungan dan Pemungutan Suara Pemilu 2024,Kabupaten Kaur Gelar Rapat Koordinasi Bersama
Inilah petai dari daerah Kaur yang harganya turun saat ini-Hendri-radarbengkulu
Padahal 2 bulan sebelumnya harga komoditas petai ini mencapai harga Rp 70 ribu hinga Rp 80 ribu per empong.
Penyebab turunnya komoditas petai ini dikarenakan banjirnya buah petai dan komoditas petai di Kecamatan Maje dan kalah kualitas dibanding dengan komoditas petai dari Lampung.
BACA JUGA:Wakil Bupati Kaur Hadiri Istighosah di Sumber Harapan Kecamatan Nasal
Salah seorang toke atau pembeli petai petani di Desa Sinar Mulya, Kecamatan Maje, Purwanto (40) mengatakan, turunya harga komoditas petai ini terjadi akibat banjirnya penjualan petai di Kecamatan Maje dan Nasal. Ini ditambah lagi masuknya petai di kabupaten lain. Seperti dari Lampung petainya lebih bagus kualitasnya.
"Sekarang kan komoditas petai ini terhitung petani sudah banyak yang panen, dan penjualan lokal maupun non lokal terhambat dipengiriman," ucap Purwanto kepada RADARBENGKULU.DISWAY.ID, Selasa, 23 Januari 2024.
BACA JUGA:Berlangsung Sukses, Pelantikan Pengawas TPS se-Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur
Purwanto menambahkan, pihaknya juga mengaku penjualan yang terjadi Kecamatan Maje ini dari segi komoditas petai sudah kalah dari komoditas petai lainnya dari Lampung.
"Penjualan komoditas petai di Kabupaten Kaur ini rata-rata dijual ke Provinsi Lampung dan Jakarta, dan sekarang di Provinsi Lampung lagi musim juga, jadi penjualan disini murah. Karena, kualitas barang jauh lebih bagus Lampung dibanding lokal sini," jelas Purwanto.