RADARBENGKULU - Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2024 pada Rabu—Jumat, 20—22 Maret 2024 di Two K Azana Style Hotel Bengkulu.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun dan mengembangkan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu yang pada tahun sebelumnya telah memuat materi dalam tiga bahasa.
Suasana Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu-Yar Azza/Dok Kantor Bahasa Bengkulu-radarbengkulu
Yaitu bahasa Rejang, bahasa Enggano, dan bahasa Bengkulu dialek Serawai. Tahun 2024, modul tersebut kembali dikembangkan karena adanya penambahan empat dialek dalam bahasa Bengkulu. Yaitu dialek Pasemah, dialek Nasal, dialek Lembak, dan dialek Pekal.
Para penyusun modul yang diundang oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu didominasi oleh penutur jati dari empat dialek yang baru akan direvitalisasi pada tahun ini. Yaitu tiga orang penutur jati dialek Pekal, tiga orang penutur jati dialek Nasal, tiga orang penutur jati dialek Lembak, dan tiga orang penutur jati dialek Pasemah.
Selain itu, Kantor BahasaProvinsi Bengkulu juga mengundang empat orang penutur jati bahasa Enggano, satu orang penutur jati bahasa Rejang, satu orang penutur jati bahasa Bengkulu dialek Serawai, 7 orang maestro RBD Bengkulu, serta 5 orang penyunting bahasa.
Ketua panitia kegiatan, Riqqah Dhiya Ramadhanty, S.Pd., M.A., menyebutkan bahwa materi yang akan menjadi wahana pembelajaran RBD tahun ini tetap mengadopsi materi pada tahun sebelumnya yang terbagi menjadi dua jenjang pendidikan, untuk jenjang SD materi pembelajaran bahasa daerah yang diterapkan adalah membaca dan menulis puisi berbahasa daerah, berpidato dalam bahasa daerah, mendongeng dalam bahasa daerah, dan membaca serta menulis AksaraUlu.
Sedangkan untuk jenjang SMP materi pembelajaran bahasa daerah yang diterapkan adalah menulis cerpen berbahasa daerah, komedi tunggal berbahasa daerah, tembang tradisi, dan membaca serta menulis AksaraUlu.
Prof. SarwitSarwono, M.Hum., yang tahun ini kembali memimpin tim penyusunan modul menyampaikan proses diskusi bahwa penyusunan modul pembelajaran bahasa daerah ini merupakan hal yang inovatif dan krusial dalam proses RBD di Provinsi Bengkulu. Meski demikian, modul ini tidak membatasi kreativitas dan inovasi dalam penerapannya di kelas oleh Guru Master sehingga dapat bebas diaplikasikan dan diinterpretasikan sepanjang ditujukan demi proses revitalisasi bahasa daerah.
Selain itu, penyusunan modul pembelajaran bahasa daerah ini dapat menjadi proses pemersatu antar kelompok etnis yang ada di Provinsi Bengkulu agar dapat bersama-sama mengangkat identitas Bengkulu sebagai provinsi yang kaya akan keberagaman budaya dan adat istiadat yang adiluhung.
Kepala Kantor BahasaProvinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., menyampaikan pada penutupan kegiatan bahwa penyusunan modul tidak terbatas selama tiga hari di lokasi kegiatan, tetapi akan dilanjutkan secara daring hingga modul benar-benar maksimal tersusun dan siap didiseminasikan pada saat Peningkatan Kompetensi Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2024 di bulan Mei nanti.
Dwi Laily juga menyampaikan harapannya agar modul ini dapat mengakomodasi pembelajaran bahasa daerah dengan baik sehingga dapat memberi dampak positif pada bahasa daerah yang ada di Provinsi Bengkulu. (rls)