Bekal Ketakwaan Dalam Menunaikan Ibadah Haji

Jumat 07-06-2024,01:00 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar Zaros

Jamaah Jumat yang berbahagia

Dalam pertemuan itu, Zainal Abidin bertanya kepada al-Syibli secara bertubi-tubi. Setidaknya ada 8 pertanyaan yang disampaikan oleh Imam Zainal Abidin sebagai berikut :

1. Wahai Syibli ketika engkau sampai di miqat dimana engkau menanggalkan pakaian berjahit sebagai simbol keduniawian, apakah engkau berniat juga menanggalkan pakaian kemaksiatan dan berganti dengan pakaian ketakwaan ? Apakah saat itu saja engkau tanggalkan sifat riya dalam segala hal ? Apakah engkau juga menanggalkan sifat kemunafikan dan yang  subhat ?

 

2. Ketika engkau berihram tanda engkau memulai kegiatan haji, apakah engkau bertekad mengharamkan atas dirirnu semua yang diharamkan Allah, lalu engkau mencari yang halal dan thayib ?

3. Ketika engkau menuju Kota Suci Makkah, apakah engkau berniat untuk berjalan menuju Allah karena di sana terdapat Baitullah ?

 

4. Ketika engkau memasuki Masjidil Haram, dimana manusia dari seluruh dunia datang, apakah engkau berniat untuk menghormati hak-hak orang lain dan tidak berucap apapun kecuali berzikir kepada Allah ?

5. Ketika engkau sa'i, apakah engkau merasa sedang menuju dan lari menuju Allah diantara cemas dan penuh harap, sebagaimana disimbolkan oleh Siti Hajar yang sedang mencari air demi kelangsungan hidup putranya, Ismail ?

 

6. Ketika engkau wukuf di Arafah, adakah engkau merasakan bahwa Allah mengetahui segala kejahatan masa lalumu yang tersembunyi dan engkau sengaja menyembunyikannya ?

7. Ketika engkau berangkat ke Muna (Mina), apakah engkau bertekad untuk tidak mengganggu orang lain dengan lidahmu, tanganmu, dan hatimu seperti yang dilakukan oleh setan terhadap Nabi lbrahim AS.

8. Dan ketika engkau melempar jumrah, apakah engkau juga berniat memerangi iblis yang bercokol dalam dirimu.

 

Mendengar pertanyaan Zainal Abidin yang bertubi-tubi itu al-Syibli diam seribu bahasa, ia hanya berkata, "Tidak". Mendengar jawaban al-Syibli itu, Zainal Abidin lalu berkata, “Wahai kawan, Engkau belum pergi ke miqat, belum berihram, belum thawaf, belum sa'i, belum wukuf, belum ke Muna, dan belum melempar jumrah."

Mendengar itu, al-Syibli menangis, karena pertanyaan yang diajukan Zainal Abidin bukan saja benar, melainkan telah menghunjam di hatinya, hingga ia sadar bahwa ibadah hajinya baru kulit. Belum isi, baru lahiriah belum yang esensi.

Kategori :