“Diversifikasi sumber pendapatan dan penguatan sektor-sektor potensial seperti UMKM dan pariwisata menjadi kunci untuk mencapai target pendapatan yang lebih berkelanjutan,” jelas Bayu.
Langkah ini dianggap penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tradisional yang rentan terhadap perubahan ekonomi global.
Selain itu, DJPb berupaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui edukasi dan sosialisasi.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha akan pentingnya kontribusi mereka dalam pembiayaan pembangunan.
Kampanye yang berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak secara tepat waktu dan sesuai ketentuan.
Dengan sisa waktu hingga akhir tahun 2024, DJPb Bengkulu berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Kerja sama antara pemerintah daerah, DJPb, dan para pelaku ekonomi diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Bayu Andy Prasetya berharap, dengan berbagai upaya yang dilakukan, Bengkulu tidak hanya akan mencapai target penerimaan pajak, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami berharap masyarakat Bengkulu dapat merasakan dampak positif dari setiap rupiah yang dibayarkan melalui pajak, baik dalam bentuk pembangunan infrastruktur maupun peningkatan layanan publik,” tuturnya.
Dalam jangka panjang, peningkatan penerimaan pajak yang berkelanjutan di Bengkulu diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional.
Peningkatan ini juga bertujuan untuk memperkuat posisi daerah dalam peta ekonomi Indonesia, menjadikan Bengkulu sebagai contoh sukses pengelolaan penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi daerah.