Memahami Rezeki dalam Pandangan Islam

Jumat 09-08-2024,06:45 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar Zaros

Hadirin yang dirahmati Allah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya“. [HR Ahmad dan Ad Darimi].

Tapi sebaliknya harta yang Halal, akan berdampak kepada kebahagiaan, keberkahan dan kesuksesan dunia dan akhirat. Kita diperintahkan untuk mencari harta yang halal yang baik untuk kemaslahatan dunia akhirat kita.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik).“ (HR. Muslim no. 1015).

Yang dimaksudkan dalam hadits ini apabila ada orang bersedekah, namun menggunakan barang yang haram, maka sedekahnya tertolak dan tidak mendapatkan pahala dari sedekahnya itu. Hal itu sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah riwayat hadits.

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ جَمَعَ مَالاً حَرَامًا ثُمَّ تَصَدَّقَ بِهِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ وَ كَانَ إِصْرُهُ عَلَيْهِ

 

“Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian menyedekahkannya, maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbebankan pada dirinya“. HR Ibnu Hibban Hasan lighairihi.

Kelima, penting bagi kita bersikap qonaah atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki

Kategori :