Potensi Kenaikan Harga Pangan Menjelang Akhir 2024 di Provinsi Bengkulu

Minggu 06-10-2024,10:25 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Syariah muhammadin

 

radarbengkuluonline.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME memberikan peringatan terkait potensi kenaikan harga pangan menjelang akhir tahun 2024 di provinsi Bengkulu.

Meskipun pada September, inflasi Bengkulu tercatat minus 0,28 persen (month-to-month) yang disebabkan oleh turunnya harga komoditas pangan, Win Rizal menekankan perlunya antisipasi menjelang Natal dan Tahun Baru, dimana harga pangan kerap berfluktuasi dan mengalami kenaikan signifikan.

“Kita harus jaga harga. Karena saat ini beras sudah mulai merangkak naik. Bukan berarti komoditas yang saat ini turun seperti cabai rawit, cabai merah, atau bawang tidak akan naik. Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga-harga ini akan ikut bergerak naik,” ujar Win Rizal pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Kenaikan harga pangan, menurut Win Rizal, sering kali berjalan bersamaan dengan sektor lain yang juga menyumbang inflasi. Seperti penerbangan dan jasa transportasi.

“Pergerakan harga pangan ini kerap serempak dengan kenaikan harga angkutan udara dan jasa lainnya. Oleh karena itu, perlu antisipasi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar inflasi tidak melonjak terlalu tinggi,” tambahnya.

Win Rizal juga menyoroti bahwa menjelang akhir tahun, faktor psikologis masyarakat berperan penting dalam mempengaruhi inflasi.

Selain karena suplai dan permintaan, masyarakat cenderung berbelanja lebih banyak dari kebutuhan pokoknya, terutama dalam persiapan menghadapi libur panjang Natal dan Tahun Baru.

“Jadi, bukan hanya soal suplai dan demand. Stok barang sebenarnya cukup, tapi masyarakat cenderung ingin belanja lebih banyak menjelang Natal. Ini yang harus kita antisipasi. Sosialisasi kepada masyarakat perlu digalakkan agar belanja sesuai kebutuhan. Bukan karena dorongan psikologis,” jelas Win Rizal.

Kendati demikian, inflasi tahun kalender (Januari-September) Provinsi Bengkulu masih berada pada tingkat yang relatif terkendali, yaitu 0,38 persen.

Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year) tercatat sebesar 1,48 persen. Meski angka inflasi ini cukup stabil, Win Rizal menekankan pentingnya upaya antisipatif di tiga bulan terakhir tahun 2024 agar kenaikan inflasi tidak signifikan.

“Mudah-mudahan dalam tiga bulan terakhir ini kita bisa menjaga harga tetap terkendali. Ini adalah tantangan yang cukup berat, namun dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat. Kita bisa mempertahankan inflasi di rentang 2,5 persen plus minus satu, atau antara 1,5 hingga 3,5 persen. Semoga ini bisa kita wujudkan,” harapnya.

Win Rizal menggarisbawahi peran penting dari semua pihak, terutama tim pengendali inflasi daerah, untuk bersinergi dalam mengatasi lonjakan harga yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun.

Mengingat tingginya aktivitas ekonomi saat libur Natal dan Tahun Baru, langkah-langkah konkret seperti pemantauan stok bahan pangan, kerjasama dengan pelaku usaha, dan edukasi kepada masyarakat dinilai sebagai kunci dalam menjaga kestabilan harga.

“Peran TPID sangat krusial dalam menjaga stabilitas harga. Kami berharap semua pihak, baik dari pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga masyarakat, bisa bersinergi agar kita dapat melewati akhir tahun ini tanpa lonjakan inflasi yang berarti,” tutur Win Rizal. 

Kategori :