Jumatan Yang Berkualitas

Jumat 18-10-2024,00:05 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar Zaros

Syarat yang pertama adalah sumber peringatan atau sumber ilmu adalah sumber ilmu yang baik. Dan Allah sebutkan dalam ayat ini dengan Al-Qur’an . 

“Sesungguhnya dalam Al-Qur’an itu…”

Karena itulah kita dituntut ketika belajar ilmu agama harus memilih guru yang baik. 

 

Sebagaimana Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah pernah mengatakan tentang Imam Malik. 

“Aku ridha untuk menjadikan Imam Malik sebagai hujjah antara diriku dengan Allah Ta’ala.”

Dan ulama di masa silam menyadari bahwa mengambil guru nantinya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu seorang ulama tabi’in, Muhammad bin Sirin mengatakan:

 

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, karena itu perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian.”

Murid bisa menyimpang aqidahnya disebabkan karena dia berguru kepada narasumber yang punya penyimpangan aqidah. Sehingga sangat disayangkan ada orang yang telah mencurahkan tenaganya, waktunya, untuk belajar ilmu agama, tapi dia salah karena gurunya adalah orang yang punya penyimpang. Dan kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  من علماء السوء (dari kehadiran ulama-ulama jahat) yang bisa menggiring manusia ke arah neraka.

 

2. Hatinya terbuka

Syarat yang kedua adalah:  “Hatinya terbuka”

Hati terbuka artinya dia punya niat dari awal untuk menerima tausiyah. Seperti yang kita singgung di awal, ada sebagian besar masyarakat yang ketika dia hadir Jumatan tujuan besarnya hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban.

 

Dia sama sekali tidak punya keinginan untuk menambah ilmu pengetahuan agama, hatinya ditutup rapat dari awal. Kalau seperti ini yang terjadi, maka bagaimana mungkin tausiyah itu bisa mengendap dalam hatinya?

Kategori :