Pilih Kepala Daerah yang Punya Inovasi Pembangunan Seperti Dani Hamdani-Sukatno

Rabu 06-11-2024,10:36 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Syariah muhammadin

 

 

Radar Bengkulu - Inovasi pembangunan kereta gantung yang digagas oleh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu nomor urut 1, Dani Hamdani dan Sukatno, yang dikenal dengan singkatan DISUKA, tengah menjadi sorotan dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.

Salah satu dukungan datang dari pengamat perkotaan, Dr. Ir. H. Herawansyah, yang menyebut proyek ini realistis dan berpotensi besar memajukan Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Aturan Baru Masuk Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Semua Harus Izin, Termasuk Wartawan dan Masyarakat

Menurut Herawansyah, pembangunan kereta gantung ini bukan hanya sekadar infrastruktur baru, tetapi juga solusi strategis untuk memajukan ekonomi dan pariwisata daerah. 

BACA JUGA:Ekonomi Provinsi Bengkulu Pada Triwulan 3 Tahun 2024 Mengalami Pertumbuhan 4,57 persen

“Jika proyek ini terealisasi, Kota Bengkulu bukan hanya akan berkembang secara ekonomi, tetapi juga dikenal luas di tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya saat dihubungi pada Selasa, 5 November 2024.

Herawansyah menunjukkan optimismenya dengan membandingkan rencana ini dengan pengalaman negara lain. Ia mencontohkan kesuksesan Genting Highland di Malaysia, di mana kereta gantung mereka mampu menarik jutaan wisatawan dari mancanegara setiap tahun. Menurutnya, hal serupa bisa diwujudkan di Bengkulu, yang memiliki potensi wisata menarik seperti Pantai Panjang dan Benteng Marlborough.

 

“Kota Bengkulu memiliki daya tarik alam dan sejarah yang unik. Dengan adanya kereta gantung, wisatawan dapat menikmati pemandangan yang mempesona dari ketinggian. Mereka bisa melihat pantai dan benteng bersejarah peninggalan Inggris yang memukau, dan ini merupakan pengalaman yang tidak ada di kota lain di Indonesia,” lanjutnya.

 

Herawansyah memperkirakan bahwa pembangunan kereta gantung ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 50 miliar untuk jalur sepanjang 1 kilometer. Anggaran sebesar itu, menurutnya, cukup realistis untuk tahap awal, terutama jika pembangunannya dilakukan secara bertahap.

 

“Dengan skema bertahap, DISUKA dapat mengatur penganggaran lebih mudah dan mengurangi risiko teknis di awal pembangunan. Sebagai tahap awal, bisa dimulai dengan jalur sekitar 500 meter dulu, baru kemudian ditambah panjangnya jika proyek ini sudah menunjukkan hasil yang positif,” sarannya.

Kategori :