"Kota Bengkulu adalah kota inklusif, kota yang tidak meninggalkan warganya. Apapun kondisinya, baik karena kemiskinan, disabilitas, atau status sosial lainnya, semua harus diakomodasi dan tidak boleh ada yang ditinggalkan," tambahnya dengan penuh semangat.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, mengungkapkan apresiasinya terhadap komitmen Kota Bengkulu dalam memperkuat pilar-pilar sosial.
Menurutnya, pilar-pilar sosial seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), memiliki peran krusial dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
"Gebyar Pilar-Pilar Sosial ini merupakan langkah strategis untuk menyamakan frekuensi antara semua elemen sosial yang ada. Pilar-pilar ini, seperti Tagana, PKH, dan TKSK, harus bersatu untuk menjalankan amanah yang diberikan oleh Presiden dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara kolaboratif antara pusat dan daerah,” jelas Robben.
Robben juga menyampaikan bahwa acara seperti ini dapat meningkatkan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini penting agar tujuan nasional dalam pengentasan kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan sosial dapat lebih cepat terealisasi.
“Harapannya, semua berjalan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri. Upaya pengentasan kemiskinan harus bersama-sama melibatkan pusat dan daerah,” lanjutnya.
Pj Walikota Bengkulu, Arif Gunadi, turut mengapresiasi peran penting pilar-pilar sosial di Kota Bengkulu. Menurutnya, keberadaan pilar-pilar sosial ini sangat membantu dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menyebut bahwa Dinas Sosial telah melakukan langkah-langkah konkret untuk memastikan agar pilar-pilar sosial di Kota Bengkulu dapat termanfaatkan secara maksimal.