Dampak Wabah Sapi Ngorok di Provinsi Bengkulu, Tercatat Rp 23 Rugi

Jumat 08-11-2024,08:43 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Syariah muhammadin

 

 

radarbengkuluonline.id  – Penyebaran virus Septicaemia Epizootica (SE) atau yang dikenal sebagai wabah Ngorok semakin mengkhawatirkan peternak di Provinsi Bengkulu.

Wabah ini telah menimbulkan kerugian besar di lima kabupaten, dengan taksiran kerugian mencapai Rp 23 miliar.

Kerugian ini dihitung dari total 950 ekor sapi dan kerbau yang terkena dampak, baik yang mati, dimusnahkan, maupun yang dijual dengan harga murah akibat penyakit ini.

BACA JUGA:Makan Daging Sapi dan Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok? Amankah? ini Penjelasannya

BACA JUGA:Sapi di Seluma Bebas dari Penyakit Ngorok

Menurut perhitungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, harga rata-rata seekor sapi atau kerbau di wilayah ini mencapai Rp 25 juta.

Dengan perkiraan tersebut, kerugian yang dialami peternak terus membengkak.

“Bayangkan saja, jika seratus ekor mati, dikalikan harga saat ini yang mencapai Rp 25 juta per ekor, maka kerugiannya sangat besar,” kata Kepala Disnakeswan Bengkulu, M. Syarkawi, Kamis, 7 November 2024.

Namun, Syarkawi menegaskan, tidak ada kompensasi atau ganti rugi dari pemerintah bagi peternak yang terdampak wabah SE.

BACA JUGA:Isu RSMY Bengkulu Berhutang 90 Miliar Rupiah Dibantah, Data Helmi Didebat Salah

“Kalau untuk wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dulu, memang ada kompensasi karena bersifat nasional. Tapi SE ini hanya lokal, jadi tidak ada ganti rugi untuk peternak,” ujarnya.

Pernyataan ini tentu membuat para peternak harus siap menghadapi kerugian tanpa bantuan langsung dari pemerintah. Kata Syarkawi, bermula di dua wilayah, yakni Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur. Dari dua daerah tersebut, infeksi menyebar ke daerah lain, menyebabkan kepanikan di kalangan peternak yang khawatir ternak mereka akan ikut terdampak.

"Untuk kabupaten yang paling banyak ternak terpapar. Yakni Kabupaten Kaur dan Bengkulu Selatan. Karena, dari dua kabupaten ini awal penyebaran penyakit gorok," ujarnya.

Kategori :