"Kami mendesak agar ketua dan sekretaris ini ditindak tegas dan dicopot dari jabatannya," ujar Heri.
Bendahara DPW PPP Provinsi Bengkulu, M Fadli Prayogi, yang juga menjabat sebagai Ketua Banom Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK), turut menambahkan bahwa PPP harus diselamatkan. "PPP ini bukan perusahaan, tapi organisasi partai yang bergerak untuk kepentingan umat. Tidak bisa seenaknya diganti-ganti pengurusnya tanpa mengikuti mekanisme yang sudah ada," ujarnya dengan tegas.
Fadli menilai, kegagalan kepemimpinan Erwin Octavian dan Riki Supriadi terlihat jelas dalam pemilihan legislatif (pileg) lalu. Meski mendapatkan bantuan besar dari pusat, PPP Provinsi Bengkulu justru terpuruk dan berada di posisi paling bawah dalam perolehan suara. "Bantuan dari pusat sangat besar, tapi kenapa hasilnya sangat mengecewakan? Kepemimpinan mereka tidak mampu menggerakkan partai untuk meraih kemenangan," kritik Fadli.
Sementara itu Sekretaris DPW PPP Provinsi Bengkulu, Riki Supriadi, yang menegaskan bahwa isu tersebut tidak memiliki dasar yang kuat. Bahkan yang hadir ke Sekretariat DPW PPP Sebagian besar bukan pengurus DPW ataupun kader PPP.
"Cuba kita lihat yang datang cuman 7 orang Pengurus DPW, selainnya kita tidak tahu siapa mereka. Kalau kita perhatikan Mereka mengunakan gelang biru. Ada apa gelang biru datang ke Sekretariat DPW PPP yang kita ketahui gelang biru itu simbol dari lawan kita PPP yang mengusung pak Erwin di Kabupaten Seluma.," katanya
Dalam keterangan persnya, Riki menjelaskan bahwa selama kepemimpinan Erwin Octavian, PPP justru menunjukkan perkembangan yang signifikan dibandingkan dengan periode kepemimpinan sebelumnya.
"Jadi, apa yang mereka sampaikan itu tidak berdasar. PPP jauh lebih melesat dibanding ketua sebelumnya," ujar Riki dengan tegas. Pernyataan ini dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap tudingan yang menyebutkan bahwa partai mengalami kemunduran di bawah kepemimpinan Erwin.