1. Konsumsi Obat-Obatan
Pada kasus ringan dokter akan meresepkan obat sesuai dengan gejala yang dialami untuk mencegah peradangan dan infeksi semakin parah. Kekurangannya tidak menutup kemungkinan pemberian obat-obatan berupa antibiotik tidak maksimal.
Konsumsi antibiotik saja bisa menyebabkan kambuh kapan saja. Tidak heran jika dokter kemungkinan besar akan melakukan tindakan operasi, terlebih jika Anda mengalami gejala sakit yang tidak tertahankan.
2. Operasi Usus Buntu
Tindakan operasi akan dilakukan ketika peradangan pada apendiks sudah parah. Dengan tindakan operasi usus buntu ini menjadi pilihan utama untuk mencegah komplikasi. Ada dua jenis prosedur yang umum dilakukan, berupa:
- Laparoskopi, yaitu teknik operasi dengan membuat sayatan pada perut sebesar lubang kunci. Selanjutnya dokter bedah akan memasukan alat bedah khusus untuk mengangkat usus buntu.
- Laparotomi, berupa prosedur pengangkatan usus buntu dengan melakukan sayatan sepanjang 10 cm pada perut bagian bawah. Prosedur ini dilakukan ketika infeksi sudah parah dan menyebar ke rongga perut (peritonitis).
Gejala peradangan pada usus buntu memang tidak dapat sepenuhnya dicegah. Walau begitu ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui untuk membantu mengurangi risiko terkena usus buntu.
Langkah tepat yaitu dengan menjalani pola hidup sehat. Mulai dari konsumsi makanan kaya serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian. Tujuannya untuk melancarkan pencernaan. Selain itu, penuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan banyak minum air putih.
Menjaga kebersihan makanan juga penting untuk menghindari infeksi bakteri yang memicu peradangan di bagian usus. Dengan penanganan ini Anda bisa terhindar dari resiko peradangan pada usus buntu dan menghindari terjadinya komplikasi.