Pemerintah Provinsi Bengkulu juga berupaya membangun sistem respons cepat terhadap bencana, dengan melibatkan semua tingkatan pemerintahan. Helmi bahkan membuka jalur komunikasi pribadi bagi warga yang ingin menyampaikan keluhan atau laporan, baik melalui nomor telepon pribadinya maupun siaran langsung di media sosial.
“Kita buka jalur komunikasi langsung. Kalau ada warga yang terkena musibah, bisa lapor ke RT, kelurahan, kecamatan, atau langsung ke saya. Bahkan setiap malam saya buka live TikTok agar masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya secara langsung,” ujar Helmi.
Helmi menginginkan seluruh jajaran pemerintah, mulai dari tingkat rukun tetangga hingga provinsi, dapat siaga selama 24 jam dalam menangani persoalan masyarakat. Baginya, kebahagiaan masyarakat merupakan prioritas utama dalam kepemimpinannya.
Helmi Hasan menutup kunjungannya dengan harapan agar kejadian serupa tidak terulang. Ia juga meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di kawasan permukiman padat.
“Ini peringatan bagi kita semua. Mari kita tingkatkan kesadaran dan saling menjaga lingkungan. Pemerintah akan terus hadir, tetapi upaya pencegahan harus dimulai dari masyarakat sendiri,” katanya.
Sementara itu, Parlin Batubara, salah seorang warga terdampak, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian pemerintah. Parlin menceritakan bahwa saat kebakaran terjadi, ia dan keluarganya hanya bisa menyelamatkan diri. Api membesar begitu cepat hingga seluruh rumah habis terbakar.