“Kita melihat Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan yang berjasa besar membentuk arah ekonomi Indonesia. Karena itu, gelar Pahlawan Nasional bukan hanya pantas, tapi juga layak diberikan kepada beliau,” tegasnya.
Ia menambahkan, semangat pembangunan yang diwariskan Soeharto harus diteruskan oleh seluruh kader Golkar di era sekarang.
“Zaman boleh berubah, tapi semangat pengabdian tidak boleh padam. Mari kita lanjutkan cita-cita beliau untuk mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan berdaulat,” tutupnya.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan 10 November, menjadikannya terasa kian simbolis. Di berbagai daerah, termasuk Bengkulu, momen ini menjadi ajang refleksi tentang makna pengabdian dan kontribusi terhadap bangsa.
Bagi Golkar Bengkulu, penghormatan terhadap Soeharto adalah bagian dari menjaga warisan perjuangan dan memperkuat semangat kader untuk terus berkontribusi di jalur pembangunan.
“Golkar tidak sekadar partai politik. Kami adalah gerakan karya dan kekaryaan, yang diwariskan dari semangat Pak Harto. Dan semangat itu akan terus hidup,” pungkas Syamsurachman.