Menyikapi Perbedaan Paham Keagamaan
Dr.H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-radarbengkulu
Dalam hal ini diperlukan sikap tawasuth atau moderat. Ada yang perlu ditoleransi dan ada yang perlu diamputasi dibuang dan ditinggalkan. Namun fakta yang terjadi, banyak orang terlalu ekstrem selalu membenci, menganggap kafir, sesat dan memerangi setiap orang yang berbeda dengannya.
Namun juga terdapat orang yang terlalu longgar dan kebablasan selalu menoleransi dan menerima dan mencampur adukkan semua paham keagamaan yang menyimpang.
Nabi telah mempredeksikan akan munculnya aliran-aliran sesat di akhir zaman. Menurut Rasulullah, umat beliau akan terpecah menjadi 73 golongan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut yang artinya: dari Abdullah bin Amru dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. "
Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya."
Dari hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua paham keagaman tersebut sesat. Masih ada kelompok yang berada dalam kebenaran. Yakni kelompok yang manhajnya berpegang teguh dengan Alquran, hadis dan mengikuti sahabat-sahabat Nabi.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Ada tiga hal keanekaragaman yang perlu disikapi dengan baik:
1.Tanawwu’ al-Ibadah (Pilihan)
Tanawwu’ al-Ibadah artinya adalah keanekaragaman atau macam-macam cara ibadah yang diajarkan oleh Nabi SAW. Seperti banyak versi bacaan doa iftitiah, bacaan ruku’ dan sujud, bacaan tasyahud, jumlah membasuh anggota wudu’ dan lain-lain. Keanekaragaman tersebut semuanya dicontohkan atau bersumber dari hadis-hadis Sahih.
Untuk Tanawwu’ al-Ibadah ini solusinya adalah semua umat Islam bebas memilih mana yang mau diamalkan, karena sifatnya adalah pilihan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
