Keteladanan dari Nabi Ibrahim yang Sering Dilupakan
H. Syahidin, Lc., MA.Hum-Adam-radarbengkulu
وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ
Artinya: Dan orang-orang yang memberikan apa yang mereka berikan, sedang hati mereka takut karena mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. (QS. Al-Mu’minun: 60)
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menjelaskan ayat ini, beliau berkata:
"Mereka adalah orang-orang yang beramal dengan sungguh-sungguh, namun tetap merasa takut jika amal itu tidak diterima oleh Allah."
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Perlu kita sadari bahwa amal ibadah bukanlah untuk dipamerkan, bukan pula sekadar menggugurkan kewajiban, apalagi untuk mencari pujian dari manusia. Amal adalah bentuk penghambaan kita kepada Allah. Dan hanya Allah yang berhak menilai apakah amal itu sah dan diterima atau tidak.
Kita bisa belajar dari para sahabat Nabi yang luar biasa ibadahnya, tapi tetap penuh kekhawatiran.
Umar bin Khattab pernah berkata:
"Seandainya aku tahu bahwa satu saja amal ibadahku diterima, itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya."
Kenapa demikian? Karena jika satu amal diterima, itu pertanda bahwa Allah meridhainya. Dan jika Allah ridha, maka itulah kemenangan sejati.
Maka hadirin sekalian, marilah kita koreksi diri. Apakah selama ini kita sudah menjaga kualitas amal kita? Sudahkah kita ikhlas? Sudahkah kita berdoa seperti Nabi Ibrahim?
Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka Antas-Samii’ul-‘Aliim.
Ya Tuhan kami, terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Semoga semua amal ibadah yang sudah kita lakukan, wabil khusus semua amal yang ibadah yang kita lakuan di tahun 1446 H ini, diterima dan diridhoi oleh Allah ‘Azza wa Jalla, aamin ya Rabbal ‘alamin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
