Banner disway

Keteladanan dari Nabi Ibrahim yang Sering Dilupakan

Keteladanan dari Nabi Ibrahim yang Sering Dilupakan

H. Syahidin, Lc., MA.Hum-Adam-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id -- Para pembaca  rahimakumullah, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Keteladanan dari Nabi Ibrahim yang Sering Dilupakan.

Materi ini ditulis oleh H. Syahidin, Lc., MA.Hum. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Jami' Babussalam, Jalan P Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka,  Kota Bengkulu.

 

Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.



Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, kita akan memperoleh kebahagiaan didunia dan keselamatan di akhirat.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an:
"Wattaqullaha la’allakum tuflihuun."
“Bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 189)
 
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Dalam bulan-bulan yang penuh makna ini wabil khusus bulan Zulhijjah, kita sering mengingat kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Beliau adalah sosok yang luar biasa dalam hal pengorbanan, keimanan, dan ketauhidan. Namun ada salah satu keteladanan beliau yang sering kita lupakan, yaitu sikap rendah hati dan rasa takut beliau akan tidak diterimanya amal ibadahnya.

BACA JUGA: Jumatan Yang Berkualitas

 


Padahal, Nabi Ibrahim AS telah melakukan banyak amal besar : membangun Ka’bah, hijrah karena Allah, meninggalkan anak dan istri di padang tandus demi perintah Allah. Namun setelah semua itu, beliau tetap berdoa agar amal ibadahnya diterima.


Allah abadikan doanya dalam Al-Qur’an :
"Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka Antas-Samii’ul-‘Aliim."
Artinya: Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 127)
 
Subhanallah. Ini adalah pelajaran besar bagi kita. Seorang Nabi yang sudah begitu dekat dengan Allah saja masih merasa takut amalnya tidak diterima. Maka bagaimana dengan kita yang penuh kekurangan dan dosa ?
 
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Keteladanan Nabi Ibrahim dalam berdoa agar amalnya diterima sesungguhnya adalah puncak dari rasa tawadhu’ (kerendahan hati) dan penghambaan yang sejati.

Beliau tidak hanya sibuk dengan amal-amal besar, tapi juga khawatir kalau-kalau amal itu ditolak karena tidak ikhlas, tidak sempurna, atau tidak sesuai dengan ridha Allah.

BACA JUGA:Fiqh Shalat Jumat yang Kadang Terabaikan

 


Inilah yang sering kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita rajin beribadah, rajin bersedekah, bahkan aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial, namun jarang merenungi satu pertanyaan penting: Apakah amal ini diterima oleh Allah?
 
Banyak dari kita terjebak dalam rutinitas ibadah. Bahkan terkadang merasa bangga atau puas diri. Padahal para Nabi dan orang-orang shalih justru merasa takut amalnya tidak diterima. Seperti dalam firman Allah:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: