Banner disway

Keutamaan Ilmu Dalam Ibadah

Keutamaan Ilmu Dalam Ibadah

Dr. Ujang Mahadi, M.Si-Adam-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id -- Para pembaca  rahimakumullah, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari  Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Keutamaan Ilmu Dalam Ibadah.

 

Materi ini ditulis oleh Ustadz Dr. Ujang Mahadi, M.Si. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Jami' Babussalam, Jalan P Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka,  Kota Bengkulu.

 

Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.


 
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: 
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
 


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kita nikmat hidayah dan akal sehat, sehingga dengan nikmat itu kita dapat merasakan betapa agung dan indahnya nilai-nilai ajaran.
 
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada manusia mulia Nabi Muhammad SAW yang telah mendakwahkan Islam kepada umat manusia. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa taat dalam menjalankan ajaranNya.


 
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu takwa yang dibangun di atas ilmu, kesadaran, dan keikhlasan. 
 
Khutbah siang ini tentang : "Keutamaan Ilmu Dalam Ibadah"
 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam kehidupan modern yang penuh tantangan ini, tidak sedikit orang memeluk Islam, tapi tidak memahaminya secara mendalam. Islam bukan hanya agama ritual, tetapi juga agama yang menghargai akal, ilmu, dan pemikiran yang jernih. 


Allah banyak menyebut dalam Al-Qur’an: 
“Afala ta’qilun?” – “Afalā tatafakkarūn?” Tidakkah kalian berpikir ? - Tidakkah kalian merenung ?
 
Berislam secara intelektual artinya menjadikan akal sebagai alat untuk memahami dan menghayati ajaran agama dengan benar. Bukan sekadar ikut-ikutan budaya, emosi massa, atau taklid buta tanpa dalil. Berislam secara intelektual bukan berarti menggantikan wahyu dengan logika, tetapi menggunakan logika untuk memahami wahyu. Bukan mempertentangkan akal dengan agama, tetapi menjadikan akal sebagai sarana memahami dan memperkuat iman.


Islam adalah agama yang mendorong pencarian ilmu, bukan menolak nalar. Pertanyaan, riset, dan dialog ilmiah merupakan bagian dari keagungan ajaran Islam.
 
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9).
 
Rasulullah SAW, membangun generasi awal Islam dengan ilmu, dialog, dan hujjah  (hujjah = merujuk pada alasan yang kuat dan berlandaskan dalil, baik dari Al-Quran, hadis, maupun logika akal, untuk mendukung suatu pendapat atau keyakinan). 
 
Di antara ciri khas ajaran Islam adalah dorongan kuat kepada umatnya untuk hidup dengan ilmu. Islam bukan agama yang membiarkan umatnya berada dalam kebodohan, tetapi agama yang mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. 
Islam menyuruh kita bertanya kepada ahlinya jika tidak tahu :


فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).
 
Ayat ini adalah perintah langsung dari Allah SWT, agar kita tidak sok tahu, tidak sembarangan bicara agama, dan tidak membuat-buat hukum tanpa ilmu. Bila kita tidak tahu suatu perkara dalam agama, maka jalan keselamatan adalah bertanya kepada para ulama, kepada mereka yang memahami ilmu syar’i dengan benar.
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Ayat ini mengajarkan tiga prinsip penting :        

1.  Tidak semua orang tahu segalanya
Manusia adalah makhluk terbatas. Kita pasti memiliki kekurangan ilmu. 
Bahkan seorang alim pun tetap belajar seumur hidupnya. Oleh karena itu, Islam tidak memaksa setiap orang menjadi ahli agama, tapi mewajibkan mereka untuk bertanya saat tidak tahu.
 
2.  Wajib bertanya kepada orang yang benar
Allah SWT tidak menyuruh kita bertanya kepada sembarang orang, melainkan "Ahladz-dzikr", yakni para ulama yang menguasai ilmu dan menjaga integritasnya. Jangan bertanya kepada orang yang hanya pandai bicara, tapi tidak mendalam ilmunya.
 
3.  Tawadhu' dan rendah hati adalah jalan ilmu
Orang yang sombong tidak akan bertanya. Orang yang merasa sudah tahu, padahal tidak tahu, bisa terjerumus dalam kesesatan. Maka bertanya dengan niat mencari kebenaran adalah amal yang mulia.
 
Jamaah Jumat yang Mulia
Di tengah derasnya arus globalisasi saat ini, kemajuan teknologi berhasil menyebarkan pemikiran secara bebas dan luas di media sosial, namun tidak sedikit pemikiran yang disebarkan itu ada yang menyimpang. Umat Islam tidak hanya dituntut untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh, tetapi juga dituntut untuk terus meningkatkan intelektual dan keilmuansecera selektif. Mari kita renungkan ungkapan indah penuh makna dari Imam asy-Syafi’i:


مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
 
“Barang siapa yang menginginkan (keselamatan) dunia hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang menginginkan (keselamatan) akhirat hendaklah ia berilmu.”
 
Sayangnya, hari ini kita melihat banyak umat Islam yang terjebak dalam formalitas ibadah semata, tanpa diiringi semangat untuk memahami makna dan hakikat dari ajaran yang dijalankan.
 
Kita patut khawatir, jika umat ini hanya berislam pada tataran lahiriah saja, namun tidak menyentuh kedalaman intelektual dan ruhani yang dapat menjadi kekuatan, memperteguh agama, membela kebenaran, serta menjawab tantangan zaman.    

Untuk itu, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keislaman kita, berislam secara intelektual, berislam secara cerdas dengan ilmu yang memadai, sehingga kita dapat beribadah dengan penuh penghayatan makna, mampu menghadapi setiap tantangan yang ada, dan tidak terombang-ambing oleh berita, pemikiran, dan ajaran-ajaran yang menyimpang di tengah-tengah kita.
 
Semoga Allah SWT selalu membimbing dan memudahkan setiap langkah kita untuk menjadi seorang muslim yang beriman, berilmu dan beramal.
 
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
 
 
KHUTBAH 2


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. 
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. 
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ.
 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: