Generasi Terburuk
M. Sururi, S.Th.I., M.H.I-Adam-radarbengkulu
radarbengkuluonline.id -- Para pembaca yang dimuliakan Allah Swt, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Generasi Terburuk.
Materi ini ditulis oleh Ustadz M. Sururi, S.Th.I., M.H.I. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Besar Al Amin, Jalan RE Martadinata Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.
Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Salah satu dambaan hidup kita adalah munculnya generasi terbaik. Indikasi adanya generasi terbaik memang sudah ada. Ambil contoh, banyaknya kaum muslimin yang memiliki komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang harus diamalkan dalam kehidupan nyata.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan generasi sebaliknya, tampaknya generasi terbaik masih sedikit sekali. Kenyatannya, begitu banyak generasi manusia yang mencerminkan profil generasi terburuk.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw telah mengilustrasikan ciri-ciri generasi terburuk sebagai berikut:
“Akan tiba suatu zaman atas manusia di mana perhatian (obsesi) mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya pada kekayaan (benda) semata, kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah uang (harta, emas dan perak). Mereka adalah makhluk Allah Swt yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian di sisi Allah Swt di akhirat kelak.” [HR. Ad-Dailami]
Dalam hadits tersebut, terdapat empat ciri-ciri generasi terburuk. Yaitu, lebih mementingan perut, kemuliaan hanya diukur dari kepemilikan materi, suka mengagungkan perempuan, dan selalu mementingkan uang dan harta benda.
Pertama, generasi yang orientasi hidupnya sebatas perut. Salah satu keinginan manusia dalam hidup adalah memiliki perut yang kenyang dengan berbagai jenis makanan.
Namun, yang membahayakan adalah jika segala sesuatu dilakukan untuk kepentingan perut. Fenomena itulah yang kini banyak terjadi pada masyarakat kita. Generasi seperti ini menjangkit semua kalangan hanya berbeda caranya saja. Orang kaya dalam setiap harinya disibukkan hidupnya untuk memikirkan menu apa yang akan kita makan, restoran mana yang akan kita tuju dan lain sebagainya.
Sementara orang miskin berfikiran adakah makanan yang akan kita makan, dimana kita bisa memperoleh makanan. Tapi keduanya memiliki karakter sama, yaitu memikirkan perut.
Kalau demikian adanya, apa bedanya kita dengan binatang yang pergerakannya orientasinya adalah untuk memenuhi perutnya.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Ciri kedua dari generasi terburuk adalah memuliakan perhiasan. Dalam hidup ini, manusia menghiasai dirinya dengan berbagai perhiasan hidup. Seperti rumah, kendaraan, pakaian, emas permata, dan lain sebagainya. Semua itu sering kali dijadikan ukuran bagi kemuliaan seseorang, padahal benda-benda itu hanya aksesoris belaka.
Nah, generasi terburuk menjadikan perhiasan hidup sebagai tolok ukur kemuliaan seseorang, sementara kemuliaan seseorang di mata Allah akan diukur seberapa besar ketakwaannya.
Cerita kedua sandal cukup menjadi bukti bahwa kemuliaan sesorang dihadapan Allah bukan diukur dengan pangkat dan jabatan, tapi dari ketaqwaan dan amal sholehnya.
Hal ketiga yang merupakan ciri generasi terburuk adalah mengagungkan perempuan, yaitu menuruti syahwat terhadap perempuan yang tidak halal baginya atau memenuhi ajakan perempuan untuk melakukan perzinahan. Ini merupakan sesuatu yang sangat hina.
Allah berfirman yang artinya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” [QS. Al-Isra: 32].
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
