Banner disway

Memahami Makna Sabar

Memahami Makna Sabar

Al-Ustadz Dr. Nur Hidayat, M. Ag-Adam-Radar Bengkulu

radarbengkuluonline.id -- Para pembaca  rahimakumullah, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat  lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Memahami Makna Sabar.

 Materi ini ditulis oleh Ustadz  Dr. Nur Hidayat, M. Ag. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Jami" Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.


Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.


 
Beberapa waktu lalu sebagian saudara-saudara kita yang berada di Propinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sedang diuji oleh Allah berupa bencana banjir besar dan tanah longsor. Dampak yang ditimbulkan sampai saat ini masih dirasakan oleh mereka. 


Menyikapi hal tersebut, kita harus introspeksi dan mengevaluasi kembali apa yang telah kita lakukan terhadap bumi ini. Karena, pada hakikatnya kerusakan yang terjadi adalah disebabkan ulah manusia.


Selain itu, sebagai orang yang beriman kita harus sabar dan tabah dalam menghadapi ujian dari Allah itu. Karena, semua musibah yang terjadi adalah atas izin dariNya. Musibah yang terjadi dapat menambah keyakinan bahwa manusia adalah mahluk yang kecil dan tidak mampu berbuat apa-apa dihadapan Allah.  
 
MAKNA SABAR 
Secara bahasa, sabar berasal dari kata shobaro, yasbhiru, shobron. Sedangkan secara definisi, sabar adalah suatu sikap menahan diri dan menerima pemberian Allah kepada dirinya baik yang baik atau yang buruk.

Orang yang tidak mampu menahan diri dari sesuatu berarti bukan termasuk orang yang sabar dan orang yang tidak terima terhadap pemberian Allah kepadanya berarti juga tidak termasuk orang yang sabar. Sabar adalah bentuk kemampuan pengendalian diri sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Salah satu tingkatan yang harus dilalui oleh setiap orang beriman.


Pada hakekatnya, kehidupan manusia di dunia dengan segala dinamikanya adalah ujian yang harus dilalui. Kadang manusia berada dalam kesenangan, kegembiraan dan kecukupan  namun  pada waktu yang lain manusia menghadapi kesulitan, kesedihan dan kekurangan. Kunci agar manusia lulus dengan baik dalam menghadapi ujian tersebut adalah sabar.

Firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 2 yang artinya:
''(Dia) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.''
 
ANJURAN UNTUK BERSIKAP SABAR
Dalam agama Islam, sabar memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena dalam kesabaran itu terdapat perilaku mulia yang harus dilakukan oleh manusia. Perintah dan anjuran untuk bersabar banyak terdapat dalam  al-Qur’an maupun hadis.

Seperti pada surat al-Baqarah ayat 53 yang artinya:
''Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.''


Adapun perintah sabar dalam hadis sebagaimana sabda rasulullah dalam sebuah hadis qudsi: 
 “Siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku dan tidak sabar atas ujian-Ku, maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.”
 
PEMBAGIAN SABAR
1. Sabar dalam ketaatan
Setiap orang beriman mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan untuk membuktikan keimanannya seperti shalat, zakat, puasa dan lain sebagainya. Pelaksanaan ketaatan tersebut tentu saja membutuhkan kesabaran.

Karena, kadang menimbulkan rasa berat bagi sebagian manusia. Seperti perintah shalat yang harus dilakukan minimal 5 kali setiap hari.

Firman Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 45 yang artinya:
''Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.'' 
 
2. Sabar dalam menghindarkan diri dari maksiat
Sebagai orang beriman selain harus melaksanakan berbagai perintah Allah juga harus menjauhi semua larangan-larangannya. Larangan Allah biasanya berlawanan dengan keinginan hawa nafsu untuk melakukannya.

Orang yang yang beriman harus dapat menahan diri dari maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Diantara larangan tersebut seperti larangan mencuri, mabuk mabukan, berzina, berdusta dan lain sebagainya.


Maksiat yang dilarang Allah secara umum terbagi kepada dua macam yaitu maksiat besar dan maksiat kecil. Maksiat besar adalah dosa besar adalah perbuatan yang dilarang Allah  dan bagi pelakunya harus dikenakan had atau hukuman serta di akhirat mendapat murka Allah. Termasuk maksiat besar adalah minum khamr, berzina atau menghilangkan nyawa orang lain.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait