Pengerukan Alur Pulau Baai Bengkulu Masih Menemukan Kendala
Pengerukan Alur Pulau Baai Bengkulu belum rampung-Windi Junius-Radar Bengkulu
radarbengkuluonline.id — Proyek pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu yang telah lama dinanti sebagai solusi atas terbatasnya akses kapal besar ke wilayah ini, masih belum juga rampung.
Hingga akhir Juli 2025, PT Pelindo bersama mitra kerja PT Rukindo terus berjibaku menyelesaikan pengerjaan tahap demi tahap, dengan target akhir mencapai kedalaman alur hingga 12 meter dan lebar 120 meter.
BACA JUGA:Hive Bengkulu Gelar Bakti Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha
Pengerjaan ini dibagi dalam beberapa tahapan. Pada fase awal, pengerukan dilakukan dalam status darurat. Kedalaman awal hanya mencapai 4 meter dengan lebar alur sekitar 40 meter. Hal ini ditujukan agar kapal-kapal dengan draft kecil, maksimal 3,5 meter, tetap bisa masuk dan keluar pelabuhan.
Namun pada tahap I, target yang harus dicapai lebih ambisius. kedalaman 6,5 meter dengan lebar alur 60 meter. Tahapan ini menjadi dasar transisi menuju target final yang lebih menantang. Yakni pengerukan hingga kedalaman 12 meter dan lebar 120 meter. Jika ini berhasil dicapai, maka Pelabuhan Pulau Baai akan mampu melayani kapal-kapal besar dari berbagai sektor, termasuk energi, batu bara, logistik, dan ekspor-impor skala besar.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu RA Denny, menyampaikan bahwa pengerukan tahap II diharapkan dapat rampung pada November 2025. Ia menyebut proses masih terus berlangsung, meski menemui berbagai kendala teknis di lapangan.
"Pengerukan alur tahap II ditargetkan selesai pada November. Progres masih terus berjalan, tapi kita harus percepat karena ini menyangkut masa depan ekonomi Bengkulu," ujar Denny,
BACA JUGA: Semarak, Hari Anak Nasional di Sentra Dharma Guna Bengkulu
Denny menyebutkan bahwa Presiden RI telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) yang memberikan kewenangan penuh kepada PT Pelindo dalam mengelola dan mempercepat pengerjaan alur pelayaran di pelabuhan strategis ini. Inpres tersebut juga mencakup persoalan abrasi yang selama ini menjadi ancaman serius terhadap ekosistem pantai sekitar Pulau Baai.
"Abrasi pun menjadi bagian tanggung jawab Pelindo, bukan hanya alur pelayaran. Maka kami minta Pelindo serius menanganinya secara terintegrasi," tegas Denny.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
