BPS Ingatkan Pemerintah Daerah, Ekspor Bengkulu Anjlok 71 Persen
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal ME-Windi Junius-Radar Bengkulu
Meskipun di sisi lain Bengkulu tidak mencatat aktivitas impor sama sekali selama bulan Juni 2025—yang membuat neraca perdagangan daerah tetap surplus—namun Win menilai hal ini tidak boleh meninabobokan.
“Benar, neraca perdagangan kita mengalami surplus. Tapi ini bukan karena meningkatnya kinerja ekspor, melainkan karena nihilnya impor. Jadi tetap perlu dicermati secara kritis,” tegasnya.
BACA JUGA:Pelajar Bengkulu Kreasikan Musik Dol dari Batok Kelapa, Wujud Cinta Budaya Lokal
Secara kumulatif, dari Januari hingga Juni 2025, Filipina tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar dari Bengkulu, dengan nilai mencapai USD 2,15 juta. Diikuti oleh Amerika Serikat dengan USD 0,61 juta, dan Jepang di posisi ketiga yang hanya mencatat nilai ekspor USD 0,003 juta.
Komoditas unggulan Bengkulu yang diekspor mayoritas berasal dari sektor pertanian dan perkebunan. Seperti kopi, karet, dan minyak sawit mentah. Namun, ketergantungan pada komoditas mentah inilah yang dinilai menjadi salah satu penyebab lemahnya daya saing ekspor Bengkulu di pasar internasional.
BACA JUGA:Tujuh Daerah Baru di Provinsi Bengkulu akan Dimekarkan, Surat Usulan DPD RI Sudah Beredar Luas
Untuk itu, Win Rizal mendorong agar ke depan ada langkah nyata dari pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk membenahi struktur ekspor. Ia menekankan perlunya modernisasi industri hilir agar komoditas Bengkulu bisa memiliki nilai tambah tinggi sebelum diekspor.
“Sudah saatnya Bengkulu tidak hanya mengandalkan bahan mentah. Kita perlu membangun industri pengolahan yang kuat dan memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional. Pemerintah juga perlu hadir dengan kebijakan dan fasilitas penunjang yang memadai,” katanya.
BACA JUGA: Finalis Duta AIDS Bengkulu Gaungkan Semangat Lewat Batik dan Debat Inspiratif
BPS berharap kolaborasi antarinstansi dan sektor swasta diperkuat untuk memastikan roda ekonomi Bengkulu tetap bergerak maju di tengah tekanan global yang kian kompleks. Mulai dari perbaikan infrastruktur pelabuhan, penyediaan kawasan industri ekspor, hingga pelatihan UMKM ekspor, semua harus menjadi bagian dari agenda pembangunan yang serius.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
