Banner disway

PB HMI Kritik Keras Tambang Emas Seluma, Negara Tunduk pada Kekuasaan Modal

PB HMI Kritik Keras Tambang Emas Seluma, Negara Tunduk pada Kekuasaan Modal

Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI, Maulana Taslam-Windi Junius-Radar Bengkulu

RADAR BENGKULU — Polemik tambang emas di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, kembali menjadi sorotan tajam. Kali ini, kritik datang dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang menilai aktivitas tambang tersebut mencerminkan krisis serius dalam tata kelola sumber daya alam dan lemahnya keberpihakan negara terhadap kepentingan rakyat.

Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI, Maulana Taslam, menyebut tambang emas di Seluma sebagai “simbol wajah gelap pembangunan Indonesia”, di mana prinsip keadilan sosial dan perlindungan lingkungan dikalahkan oleh kepentingan modal besar.

“Negara hari ini tampak lebih sibuk melayani kepentingan pemodal ketimbang melindungi warganya. Tambang emas di Seluma adalah bukti bahwa demokrasi ekonomi telah direbut oleh oligarki tambang. Rakyat hanya menjadi korban, tanahnya dirampas, dan lingkungannya hancur,” ujar Maulana dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu (19/10/2025).

 

 

Maulana menilai, praktik tambang di Seluma tidak hanya memicu kerusakan ekologis, tetapi juga menggerus kedaulatan rakyat atas sumber penghidupan mereka. 

Ia menggambarkan bahwa di balik narasi investasi dan pertumbuhan ekonomi, tersimpan kenyataan pahit: air bersih menjadi langka, hutan gundul, dan masyarakat adat kehilangan ruang hidup.

 

“Pembangunan semacam ini adalah bentuk kejahatan struktural. Negara yang seharusnya menjadi pelindung justru berperan sebagai fasilitator. Ini bukan sekadar kegagalan kebijakan, tetapi pengkhianatan terhadap amanat konstitusi,” tegasnya.

 

 

Menurut PB HMI, fenomena di Seluma memperlihatkan bahwa arah pembangunan nasional masih terjebak dalam paradigma ekstraktif—yakni pola ekonomi yang menggantungkan diri pada eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.

 

“Selama model pembangunan masih berorientasi pada eksploitasi, maka yang terjadi adalah penderitaan rakyat dan kerusakan bumi. Tambang emas di Seluma hanyalah satu contoh kecil dari wajah ekonomi politik yang dikuasai oleh oligarki,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: