Peluang dan Upaya Industri Hilir CPO di Mukomuko Masih Berat

Peluang dan Upaya Industri Hilir CPO di Mukomuko Masih Berat

RBO, MUKOMUKO - Saat menyampaikan sambutan pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Mukomuko dalam rangka HUT ke-16 Kabupaten Mukomuko, Minggu, (24/2) lalu, Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah menuturkan ada dua komoditi unggulan di Provinsi Bengkulu yang gencar dipasarkan. Yaitu kopi dan kelapa sawit.

Untuk komoditi sawit, turunannya minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) terbesar diproduksi di Kabupaten Mukomuko. Ini dibuktikan luasnya perkebunan kelapa sawit, baik milik masyarakat ataupun perusahaan perkebunan. Di Mukomuko terdapat belasan pabrik CPO di daerah ini.

Diungkapkan Gubernur, sayangnya, besarnya produksi CPO ini belum terlampau menguntungkan masyarakat lantaran harga CPO dunia tidak menentu.

"Untuk mengatasi persoalan ini, harus ada industri hilir dari CPO ini. Agar harga sawit dapat normal sesuai yang diharapkan masyarakat, dan hasil komoditi ini bisa dinikmati masyarakat Mukomuko, Bengkulu, dan termasuk masyarakat luar," beber Gubernur.

Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Bupati Mukomuko, H. Choirul Huda, SH menjelaskan, untuk mendukung terbangunya industri hilir CPO yang potensinya besar di Mukomuko, katanya, sangat dibutuhkan pelabuhan laut di daerah ini. Hal ini disampaikan Bupati saat diwawancara usai Upacara HUT ke-16 Kabupaten Mukomuko Senin (25/2).

Katanya, keberadaan pelabuhan laut ini akan memancing investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini. Potensi besar pelabuhan laut tersebut dapat dibangun di Bantal, Kecamatan Teramang Jaya.

Diungkapkan Bupati, sudah ada investor survei ke daerah ini terkait pembangunan industri hilir dari CPO. Pihak investor sangat tertarik membangun industri hilir itu. Sayangnya terkait masalah angkutan hasil produksi yang belum mendukung, yaitu infrastruktur pengangkutan.

"Kalau belum ada angkutan laut, investor masih keberatan berinvestasi ke Mukomuko. Karena menurut mereka kalau mengandalkan angkutan darat, dikhawatirkan mereka bakal merugi," pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: