BNPB Pantau Posko Bantuan Bencana Banjir dan Longsor di Benteng
RBO, BENTENG - Kepala BNPB RI, Letjen Doni Munardo didampingi BPBD, Sekda Provinsi Bengkulu ,Kapolda, dan Danrem memantau kondisi Posko bantuan di Kabupaten Bengkulu Tengah terkait bencana banjir dan longsor.
Rombongan BNPB dan Pemerintah Provinsi Bengkulu disambut Bupati Bengkulu Tengah Dr. H. Ferry Ramli, SH, MH. dan segenap pejabat di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sementara itu, Bupati menerangkan, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah telah berupaya dengan mengandeng seluruh elemen, baik itu pihak TNI, POLRI, BASARNAS, TAGANA, Seluruh OPD, Pihak swasta dan lain-lain untuk sigap membantu warga yang terdampak bencana banjir dan longsor ini. "Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terdampak bencana yang cukup parah," terangnya. Ditambahkan, banyak jatuhnya korban jiwa, infrastruktur yang rusak dan kebun warga yang rusak. Ini menyebabkan ada beberapa daerah yang terisolir sehingga menyebabkan sulitnya evakuasi dan mengirimkan bantuan. "Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah telah berupaya dengan mengandeng seluruh elemen, baik itu pihak TNI, POLRI, BASARNAS, TAGANA, Seluruh OPD, Pihak swasta untuk sigap membantu warga yang terdampak bencana banjir dan longsor," tegasnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Pusat Letjend Doni Monardo dalam kunjungannya ke Provinsi Bengkulu terus melakukan pemantauan dan diskusi mendalam bersama aparat pemerintah daerah dan TNI-Polri di Bengkulu, BNPB melalui BPBD provinsi dan kabupaten kota akan maksimal melakukan penanggulangan serta evakuasi korban yang hingga saat ini masih dalam proses pencarian.
Terhadap kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat banjir dan tanah longsor, BNPB juga akan mendorong percepatan pembangunan dan perbaikan, sehingga akses dan aktifitas masyakat Bengkulu kembali normal.
“Intinya adalah bagaimana masyarakat itu bisa beraktifitas dan bergerak kembali ekonominya,” kata Letjend Doni Monardo.
Data terbaru BPBD Provinsi Bengkulu terkait Bencana Alam Banjir dan Longsor (29 April 2019 Pukul 08.30 Wib), terdapat 29 Orang meninggal dunia, 2 orang luka berat, 2 orang luka ringan, 13 orang masih dinyatakan hilang. Sementara sebanyak 12.000 orang mengungsi dan 13.000 jiwa terdampak bencana. Disamping itu, kerugian ternak diketahui Sapi 106 ekor, kambing/domba 101 ekor, kerbau 4 ekor mati.
Kerusakan rumah dan fasilitas, terdapat 184 Rumah Rusak, 7 unit Fasilitas Pendidikan, 40 titik insfrastruktur rusak/ terendam (jalan, jembatan, Oprit,Gorong-gorong), yang tersebar di 10 kabupaten/kota; 9 lokasi sarana prasarana perikanan dan kelautan yang tersebar di 5 Kab/Kota. Kerugian Sementara: 138 Miliar (masih terus dilakukan pendataan).
Terkait lokasi titik pengungsian, telah didirikan posko kesehatan, tenda pengungsi dan dapur umum sebanyak 20 unit tersebar, seperti di kawasan Tanjung Agung, Korpri, Tanjung Jaya dan Sukamerindu, Kampung Kelawi, Rawa Makmur, Sawah Lebar Kota Bengkulu, Karang Tinggi Bengkulu Tengah, Desa Air Hitam dan Tanjung Alam Kepahiang, serta Desa Ketaping Bengkulu Selatan.
Sarana dan Prasarana seperti tenda pengungsi sebanyak 2 unit, perahu karet 6 unit, dapur umum 5 unit, genset 2 unit, tangka air dan perahu lipat masing –masing 1 unit, tenda pleton 3 unit serta mobil ranger dan ambunlance masing-masing 3 tim.
Dampak bencana yang mungkin timbul setelah bencana adalah munculnya penyakit kulit dikarenakan minimnya air bersih, gangguan ISPA, dan lain-lain. Selain itu longsor dan banjir dapat berpotensi kembali terjadi jika curah hujan tinggi.
Sementara kebuhan darurat saat ini, antara lain Tenda Pengungsian, Perahu Karet, Selimut, Makanan siap saji, Air bersih, Family Kids, Peralatan Bayi, Lampu emergency, Jembatan Billey dan Pembangunan/relokasi Jalan Darurat. (ags/rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: