Solar Semakin Langka, Antrean Sampai Nginap

Solar Semakin Langka, Antrean Sampai Nginap

Rugikan Sopir dan Masyarakat

RBO  >>>   BENGKULU  >>>  Antrean kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi, hingga saat ini masih mengular dan kian menyedihkan. Dimana para sopir kendaraan solar terpaksa sampai menginap di SPBU. Menariknya, kondisi ini bisa saja terjadi lantaran kuota BBM solar bersubsidi tersebut, pada tahun ini mengalami pengurangan ketimbang tahun sebelumnya.

Asisten II Setdaprov Bengkulu, Hj. Yuliswani, SE, MM mengatakan, terkait BBM solar bersubsidi ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina. "Dalam koordinasi itu yang kita bahas memang persoalan BBM solar bersubsidi. Dimana sejauh ini pada sejumlah SPBU yang menyediakan solar bersubsidi di daerah kita, selalu terlihat antrean panjang," ungkapnya, Jumat (5/7).

Koordinasi itu, lanjut Yuliswani, tidak lepas dengan dilakukannya pengurangan kuota BBM solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu ini. Awal tahun lalu Pemprov mengusulkan kuota BBM solar bersubsidi ini sekitar 104 ribu Kilo Liter (KL). Hanya saja pada pertengahan bulan Mei ada kebijakan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

"Dimana kuota solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu hanya diakomodir sebanyak 82 ribu KL pada tahun ini. Tentu saja kuota tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 96 ribu KL. Kita berharap terkait masalah ini ada solusi terbaik. Setidak-tidaknya kuota disamakan dengan tahun lalu. Kita sendiri sudah mengusulkan kembali penambahan kuota," katanya.

Sementara itu, Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf dikonfirmasi tidak menampikkan terjadinya penurunan kuota BBM solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu. Namun berapa angka pasti penurunan, Ia tidak terlalu hafal. "Meskipun demikian untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) solar subsidi, soal kuota sepenuhnya kewenangan BPH Migas. Sedangkan kita selaku pihak Pertamina, hanya menyalurkan sesuai kuota yang diberikan BPH Migas," singkatnya.

Adapun dari Ketua Umum Gapabara Provinsi Bengkulu, H. Yurman Hamedi S.Ip, dia menyatakan merasa sangat prihatin dengan kondisi langkanya solar di Bengkulu. Sementara jika dibandingkan dengan daerah lainnya tidak seperti di Bengkulu. "Saya ini sengaja ke Jakarta lewat jalur darat. Saya ingin melihat seperti apa pengisian solar di daerah lain. Mulai dari Krui Lampung, Palembang sampai Jakarta, itu tidak ada antrean solar seperti di Bengkulu. Ini di Bengkulu sebenarnya ada apa?" tanya Yurman.

Selain itu, dengan kondisi demikian di Bengkulu saat ini, tentu berdampak terhadap perekomian daerah. "Bagaimana kita tidak sedih, para sopir itu sampai harus menginap dua malam di SPBU hanya untuk sekadar mendapatkan solar. Sementara periuk nasi mereka tetap harus berisi setiap hari. Kalau waktu mereka sudah habis hanya untuk mengantre solar di SPBU, bagaimana lagi mereka memberikan nafkah untuk anak istri di rumah. Dan kondisi seperti ini di Bengkulu sekarang sudah masuk kategori sangat merugikan daerah," pungkasnya. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: