Akibat Solar Langka, Ekonomi Bengkulu Bisa Terpuruk
Yurman Hamedi : Ini Persoalan Serius Daerah Kita
RBO, BENGKULU – Kelangkaan BBM jenis solar subsidi di Provinsi Bengkulu saat ini masih terus terjadi. Bahkan hampir diseluruh SPBU antrean khusus kendaraan solar terus mengular. Melihat kondisi ini, Ketua Umum (Ketum) Gabungan Pengusaha Angkutan Batu Bara (Gapabara) yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Provinsi Bengkulu, H. Yurman Hamedi S.Ip, melihat ini adalah masalah serius bagi daerah Bengkulu dan dampaknya akan sangat besar bagi daerah.
“Ini merupakan persoalan serius yang harus disikapi oleh pemerintah daerah. Tidak bisa kejadian ini dibiarkan berlarut-larut. Dampaknya sangat besar bagi perekonomian kita di daerah. Sebab dengan sulitnya mendapatkan solar, para sopir tidak bisa menjalankan kendaraannya. Sementara untuk kehidupan mereka sehari-hari mereka tergantung dari hasil pendapatan sebagai sopir. Kemudian para pengusaha juga tidak bisa menjalankan aktifitas usahanya seperti biasa. Ini tentu menghambat bagi perputaran perekonomian daerah. Ekonomi Bengkulu bisa-bisa menjadi semakin terpuruk,” ungkap H. Yurman Hamedi saat ditemui, kemarin (14/7).
Pihaknya lanjut Yurman yang juga merupakan Caleg terpilih untuk DPRD Provinsi Bengkulu tersebut melihat kondisi yang ada di Bengkulu terkait langkanya solar ini, tidak terjadi di daerah lainnya. “Kok kenapa di daerah lain tidak sama dengan di Bengkulu? Kalau kuota solar kita dikurangi, apa alasannya hingga terjadi pengurangan tersebut? Dasar pertimbangannya apa? Semestinya pemerintah daerah dalam menetapkan jatah kuota BBM ini ikut mengajak para pelaku usaha yang terkait untuk membahas kebutuhan kuota BBM tersebut khususnya solar. Dengan kondisi seperti ini bukan hanya kami pelaku usaha tambang dimana banyak truk kita yang menggunakan BBM jenis solar. Tapi perusahaan angkutan umum bus-bus antar kota dan antar provinsi juga ikut dirugikan dengan kondisi solar kita sekarang,” sesalnya.
Sebab itu, setelah melihat dalam dua minggu terakhir kondisi ini tidak juga ada penanggulangan dari pihak pemerintah provinsi, pihaknya akan menemui Komisi III DPRD Provinsi, juga Gubernur Bengkulu guna membahas persoalan solar ini. “Kami harus bersikap, dan saya bersama teman-teman akan menemui Ketua Komisi III juga Gubernur Bengkulu guna menanyakan persoalan kelangkaan solar ini. Harapan kami kedepan keberadaan solar di Bengkulu tidak langka lagi, dan stock kuota BBM jenis solar ini juga harus ditambah sesuai dengan kebutuhan daerah,” tegasnya.
Adapun dari salah seorang sopir truk berbahan bakar solar, Askuri menambahkan, apa yang disampaikan oleh Ketua Gapabara Provinsi Bengkulu tersebut memang benar dan sesuai dengan kondisi di daerah saat ini. “Kalau kondisinya terus seperti ini terus, lebih baik kita mati sama-sama saja lagi. Atau di seluruh SPBU solar itu tutup saja semuanya. Sebab kondisi seperti sangat menyulitkan bagi kami para sopir. Sudah hampir enam minggu seperti ini, narik sehari setelah itu tidur di Pom Bensin, kapan lagi kami mau kumpul bersama anak istri? Kemudian anak-anak juga mau sekolah, rumah mau dibayar, sementara mata pencaharian kami dari nyopir inilah. Jadi bagi para petinggi daerah di Bengkulu, kami minta tolong perhatikan nasib para sopir ini. Karena berkat suara kami para sopir ini, kalian para pejabat petinggi daerah ini bisa ada diatas sekarang. Kini kami butuh perhatian dan dukungan kalian untuk kehidupan kami,” kata Askuri. (idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: