Kuota Solar Bersubsidi Bengkulu Bisa Jebol
Pertamina Sudah Antisipasi Kelangkaan Solar
RBO >>> BENGKULU >>> Banyaknya kelangkaan Solar terjadi di Provinsi Bengkulu akhirnya ditanggapi oleh jajaran PT Pertamina Bengkulu. Pihaknya mengakui jika stok kuota pada akhir tahun mulai berkurang. Dimana dari kuota yang ada sekitar 47 persen dari 82 ribu Kiloliter (Kl) yang tersedia untuk Provinsi Bengkulu. Hal ini disampaikan oleh Sales Retail Pertamina Bengkulu, Muh.Riza Rahmat kemarin.
Terhitung hingga Juni 2019 pasokan solar subsidi untuk Provinsi Bengkulu sudah disalurkan sebanyak 53 persen atau 43,46 ribu Kl. Sehingga masih ada sekitar 47 persen atau 38,54 ribu Kl yang belum disalurkan hingga akhir tahun. "Dari awal tahun hingga saat ini kuota disalurkan 50 persen. Tetapi dikarenakan permintaan meningkat, maka kami naikan menjadi tiga persen mengurangi antrean yang ada di SPBU," terangnya.
Meski begitu, penambahan penyaluran kuota solar bersubsidi tersebut di Semester I dikhawatirkan ikut mempengaruhi persediaan solar di akhir tahun. Pasalnya, Pertamina meyakini sisa kuota yang belum disalurkan dikhawatirkan tidak akan cukup hingga akhir tahun.
"Upaya yang akan kita lakukan yaitu pada permintaan yang kurang, seperti musim hujan pada Agustus serta September 2019 kita batasi penyalurannya di SPBU. Ketika permintaan tinggi terjadi, maka akan kembali ditambah kuota penyalurannya," lanjutnya Riza.
Ini merupakan langkah pertamina jika adanya kelangkaan solar bersubsidi di Bengkulu. Dari sebanyak 41 SPBU yang tersebar di Provinsi Bengkulu, permintaan solar subsidi terus mengalami kenaikan. Bahkan Kabupaten Rejang Lebong dan Lebong merupakan wilayah dengan total penyaluran mencapai 58 persen dari kuota yang diberikan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas). "Kita harapkan BPH Migas bisa menambah kuota solar bersubsidi di Bengkulu mengingat kuotanya juga semakin menipis," tuturnya.
Bahkan dari BPH Migas sudah melakukan survei distribusi penyaluran dan data penjualan di beberapa SPBU. "Hasilnya nanti akan menjadi kajian untuk penambahan kuota solar kita ini," pungkasnya usai jumpa pers bersama awak media kemarin Senin (22/7).
Riza menambahkan, keberadaan Pertamini dan warung yang menjual BBM eceran pada dasarnya melanggar aturan. Sebab tidak memiliki izin, diantaranya tidak memiliki izin menimbum BBM. "Harusnya itu melanggar dan bisa dilakukan penertiban. Kalau yang saya paham, itu bukan wilayah Pertamina. Lantaran kalau kami ini hanya bertanggungjawab ditingkat SPBU saja. Namun itu (Pertamini/eceran BBM) bisa dilakukan penindakan aparat penegak hukum maupun pemerintah daerah," papar Riza.
Sebelumnya, terkait dugaan penyaluran BBM subsidi khususnya solar tidak tepat sasaran diminta diawasi secara ketat oleh aparat penegak hukum. Hal ini disampaikan Gubernur Bengkulu, DR. H. Rohidin Mersyah. Karena sudah terbukti, aparat kepolisian berhasil mengungkap dugaan penyelewengan BBM yang dilakukan oknum tertentu guna mencari keuntungan pribadi.
"Saya minta aparat penegak hukum menindak tegas pihak yang menyalahgunakan BBM subsidi. Maksud saya bukan hanya pada oknum yang menyalahgunakan BBM bersubsidi, tetapi juga petugas di SPBU yang turut bermainditindak juga," tegasnya.
Kemudian, lanjut Rohidin, pemerintah kabupaten/kota bersama PT Pertamina harus menindak tegas SPBU-SPBU dimana dugaan penyimpangan itu terjadi. "Jadi bukan saja oknum dan petugas SPBU saja, tapi juga pemilik SPBU harus ikut bertanggungjawab. Karena tidak menutup kemungkinan, penyimpangan sampai terjadi akibat kelalaian SPBU dalam mengawasi. Nah bagi SPBU yang lalai di dalam pengawasan penyaluran BBM, pemerintah kabupaten/kota dan Pertamina bisa mencabut izin yang memang merupakan kewenangan mereka," demikian Rohidin. (idn/bro)
Data Realisasi Solar Disalurkan Bengkulu Selatan 3.614 1.976 55 Bengkulu Tengah 10.167 5.200 51 Bengkulu Utara 7.432 3.822 51 Kaur 3.421 1.824 53 Kepahiang 5.258 2.766 53 Kota Bengkulu 26.099 12.992 50 Lebong 1.662 960 58 Mukomuko 12.902 6.858 53 Rejang Lebong 4.433 2.560 58 Seluma 7.011 3.776 54
TOTAL 82.002 42.734 52,1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: