Penguatan Karakter Siswa Melalui Revolusi Mental

Penguatan Karakter Siswa Melalui Revolusi Mental

RBO  >>>  BENGKULU  >>>   Asisten Deputi Bidang PAUD, Dikdas dan Diknas, Dr. Femmy Eka Kartika Putri, M.PSi mengatakan, penguatan karakter pada siswa, tertuang dalam Peraturan Presiden (Pelpres) No 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter, menjadi sebuah kebijakan nasional yang berkenaan dengan penguatan bangsa. Maka dari itu, melalui revolusi mental dengan menanamkan nilai-nilai pancasila, supaya dapat menguatkan watak anak bangsa kedepannya seperti apa.

"Selama bangsa Indonesia berdiri, akan terus menyuarakan penguatan karakter melalui revolusi mental, untuk membangun ideologi bangsa," ujar Femmy pada RADAR BENGKULU, kemarin.

Apalagi, masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo, terus menyuarakan revolusi mental sampai lima tahun kedepan. Ini disinyalir menjadi arahan presiden, supaya bangsa Indonesia menjadi maju dan modern. "Ayo berubah. Jangan lagi ada masyarakat naik kereta di atas atapnya, berubah untuk lebih baik. Supaya bangsa Indonesia sama dengan negara maju lainnya. Hari gini, masih buang sampah sembarangan, naik motor masih bonceng bertiga tidak pakai helm. Hal seperti inilah yang perlu didorong, untuk lebih baik kedepannya," bebernya.

Dijelaskannya, nilai-nilai Pancasila merupakan norma-norma umum di negara manapun pasti sama. Hanya bedanya, untuk di Indonesia nomor satu, nilai-nilai religius. Sebagaimana tertuang dalam Pancasila yang pertama, 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. "Zaman semakin berubah, pendidikan karakter zaman dulu dengan zaman sekarang harus berubah. Ketika siswa generasi milenial ini membutuhkan penguatan karakter, sanksinya tidak bisa lagi dipecut dengan rotan, dipukul dan lain-lain," jelasnya.

Untuk itu, cara pendekatannya harus berbeda dengan pendekatan kasih sayang dan sebagaianya. Karena mau tidak mau, harus mengikuti perkembangan zaman. Dia pun mengimbau pada guru di sekolah, dapat merubah cara mendidik siswa, dengan terus menggaungkan penguatan karakter. "Ayo merevolusi lagi karakter yang tidak baik. Bangsa yang baik itu bangsa yang beradab. Khususnya Kepala Sekolah (Kepsek) harus mengetahui karakter setiap guru pengajar seperti apa. Diibaratkan Kepsek itu General Manager (GM), yang mengatur semuanya. Termasuk, mendorong perilaku gurunya dapat memberikan suritauladan yang baik pada siswanya," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: