Cerminan Bangsa Indonesia, Penguatan Karakter Moral dan Agama pada Anak Usia Dini

Cerminan Bangsa Indonesia, Penguatan Karakter Moral dan Agama pada Anak Usia Dini

RBO  >>>   BENGKULU  >>>   Kasubdit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) Direktorat Pendidikan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis), Ir Victoria Elisna Hanah, M.Pd mengatakan, membangun karakter pada anak usia dini salah satu cerminan karakter bangsa Indonesia. Maka dari itu, penerapan ini harus diawali dari anak usia dini. "Pengembangan karakter pada anak dimulai dari moral dan agama. Sehingga, kedudukan pendidikan agama Islam sebagai pendukung pengembangan karakter yang wajib dilakukan," ujar Victoria pada RADAR BENGKULU, kemarin.

Menurutnya, pengembangan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Bengkulu sudah mulai berkembang dengan sangat baik. Ini disinyalir, sinergitas yang baik dari pemerintah daerah maupun pusat dalam menjalankan program PAI, khususnya di lembaga Taman Kanak-Kanak (TK). "Kami yakin kedepannya, setiap lembaga TK akan mengembangkan PAI lebih baik dan bermutu. Sehingga, akan muncul kolaborasi dari organisasi pendidik. Seperti IGTK, Himpaudi dan lainnya dalam program Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-kanak (FKG PAI – TK)," terangnya.

Ditjen Pendis juga menegaskan, FKG bukan menjadi saingan dari IGTKI. Justru FKG membantu IGTKI untuk porsi pendidikan agama Islam. Sedangkan khusus pembinaan pada guru PAI, pihaknya menjadi pembina dari pengembangan guru PAI pada kurikulum pembelajaran. Apalagi, di TK sendiri, tidak ada khusus kurikulum PAI. "Tapi, kami tetap menggunakan kurikulum 2013, yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Hanya saja, kami menambahkan unsur-unsur pendidikan agama Islam untuk menguatkan karakter pada anak usia dini," katanya.

Sehingga dari kurikulum 2013 itu, pihaknya menguatkan pembelajaran PAI dari bahan, materi dan apa yang harus disampaikan untuk PAI di TK. Ditjen Pendis mengklaim, untuk saat ini hanya terfokus pada pembina lembaga TK (pendidikan formal). Belum untuk PAUD (pendidikan non formal). "Saat ini kami lebih ke TKnya dulu. Kalau nanti TK di seluruh Indonesia sudah dirasakan kami kuat dan maju, mungkin akan dibina juga lembaga PAUD," ungkapnya.

Sebenarnya, keluhan dari lembaga PAUD sudah simpang siur terdengar oleh pihaknya. Namun, permasalahan yang sering terjadi, terkendala tenaga pendidik dan dana yang belum mencukupi. "Untuk anggota FKG PAI-TK sudah hampir 4.000 di seluruh Indonesia. Cuman kami belum bisa menyiapkan seluruh TK, mempunyai pengembangan PAI hanya sebagian saja. Sehingga, kami memberikan kebijakan pada guru PAI yang keinginan mengembangkan PAI pada murid di sekolah masing-masing, akan diikutkan dalam program Ditjen Pendis," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: