Panduan Selemah-lemah Iman untuk Pilkada 2020
RBO, BENGKULU - Entah mengapa tadi malam, bersama kawan segitaran, serokok'an serta sekopian. Kami tercebur di obrolan tak berfaedah soal pemilihan gubernur di Bengkulu pada akhir September 2020 kelak. Sungguh, ini sebenarnya di luar kebiasaan. Karena biasanya obrolan kami cuma sekadar menghibur diri dengan humor kaum kere atau cerita kebodohan diri di masa kumis masih centang perenang. Atau kalau yang seriusan dikit, paling soal bagaimana lucunya media menuntun pembaca atau penontonnya untuk menjauh dari kesadaran kritis. Itu pun kami kunyah sekonyol mungkin sambil menertawai pisang goreng yang terigunya sudah dilucuti.
Lalu bagaimana hasil obrolan un-faedah itu?
Singkatnya malam itu kami coba membuat panduan bagi orang yang buta pilkada. Bagaimana memilih calon di keringnya informasi gagasan, ide atau pun rekam jejak secara jujur para calon pemangku. Ini juga berguna buat swing voters, mahasiswa yang malas membaca, emak-emak yang bergelimang di dapur, dan bisa juga pemamah facebook, instagram atau twitter yang kerap mengagungkannya sebagai kebenaran hakiki. Karena itu kami namakan ini Panduan Selemah-lemah Iman untuk Pilkada.
Apa saja?
Berikut rinciannya:
1. Hindari yang suka nyiksa pohon;Calon kepala daerah yang memasang poster, spanduk dan lainnya di pepohonan layak masuk dalam blacklist. Brother..ingat, promosi itu harus punya etika. Memaku poster di pohon itu sebuah tindakan yang tidak ber-kepripohonan. Kalau pohon saja tak dipedulikan, jangan harap bisa peduli yang lain.
2. Hati-hati Top Of Mind;Calon yang bernafsu, cenderung memproduksi gambar dirinya dimana pun. Mereka ingin menjadi Top of Mind. Biar orang selalu terngiang dan teringat mukanya. Lambat laun akan jadi familiar dan bisa terhipnotis. Memilih kepala daerah itu harus dari hati, bukan karena muka yang selalu berseliweran di depan mata kita. Pilih calon yang kere atau sedikit gambar mukanya tapi jujur jauh lebih berfaedah ketimbang yang ngotori mata di setiap jalan, gang atau mungkin sudut-sudut kota. Jadi, jangan lihat wajahnya. Tapi lacak rekam jejaknya. Keberhasilannya apa? kesehariannya bagaimana? bisa dari tetangganya, sopirnya atau mungkin karibnya. Baru mantapkan hati.
3. Stop Pilih Koruptor; Terakhir, Tanamkan betul dalam benak bahwa jangan pernah memilih lagi mereka yang pernah tersangkut korupsi. Apa pun dalih, koruptor itu jahat brader..Jadi jika ada koruptor yang kemudian mengaku ingin maju lagi. Cukup katakan, "Sudah pak/bu, sudah waktunya anda beribadah dan beramal saja. Perbanyak berdoa dan berbuat kebaikan. Buat menambal dosa masa lalu,". Betul mereka sudah dikurung badan. Dan kita mesti mengapresiasi serta menghormati itu. Tapi kalau soal memaafkan, pikir dua, tiga bahkan empat kali lah. Hukum sosial harus tegak. Cuma keledai buta yang bisa terperosok ke lubang yang sama..uhh (**).
Cuma tiga?
Ya sementara itu. Panduan selemah iman ini tentu masih jauh dari sempurna. Kami menyudahi pembahasannya karena mata telah mengantuk. Yah..apalah daya, tulang tak sekokoh masa bujang semenggah dulu. Lagi pula beberapa kawan mulai cemas dengan kabar Corona. Mana tahu besok corona gara-gara tak jaga kesehatan badan..uhh. amit-amit. (Harry Siswoyo; Penulis adalah mantan jurnalis Radar Bengkulu dan saat ini berkarier menjadi penulis lepas di beberapa media dan majalah nasional)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: