Soal Hasil Rapid Tes Reaktif, Ini Penjelasan Penting dari Kadinkes

Soal Hasil Rapid Tes Reaktif, Ini Penjelasan Penting dari Kadinkes

RBO, MUKOMUKO - Kabar adanya salah seorang warga Desa Pauh Terenja, Kecamatan XIV Koto yang hasil rapid tesnya reaktif sudah beredar di tengah masyarakat. Pihak Pemkab Mukomuko melalui Dinas Kesehatan memang telah membenarkan ada warga setempat yang hasil rapid tesnya reaktif. Kendati demikian, Kadinkes Mukomuko, Desriani, SH berharap masyarakat tidak panik.

Dijelaskan Desriani, rapid tes adalah pendeteksian dini terhadap seseorang yang berkemungkinan terpapar Covid-19. Dengan katagori orang tersebut pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit, dan atau pernah kontak dekat dengan orang yang positif terjangkit virus corona. Pada penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 ini, orang-orang yang berkemungkinan terpapar itu dibagi beberapa katagori. Diantaranya, Pelaku Perjalanan Daerah Terjangkit (PPT), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), serta Orang Tanpa Gejala (OTG). Orang-orang dengan status-status tersebut, maka akan dilakukan rapid tes sebagai deteksi dini.

Rapid tes sendiri tidak dapat dijadikan sebagai penentu orang sudah terpapar Covid-19 atau tidak. Sekalipun hasilnya reaktif, belum dapat dikatakan positif Covid-19. Sebab, rapid tes tidak hanya mendeteksi virus corona saja. Namun juga virus yang satu genetik dengan Covid-19 juga akan terbaca.

Desriani menlanjutkan penjelasan, kemudian soal kata 'Reaktif'. Hasil Rapid tes relatif, artinya menunjukan ada reaksi perlawanan antara daya tahan tubuh atau imun tubuh terhadap virus yang masuk dalam tubuh.

Persoalan virus apa yang sedang menyerang tubuh, belum dapat diputuskan melalui rapid tes. Langkah selanjutnya, dilakukan swab tes atau pengecekan Laboratorium, cairan tenggorokan atau hidung. Itupun setidaknya dilakukan dua kali baru ada kesimpulan.

"Memang betul, laporan dari Puskesmas Lubuk Sanai, dari beberapa orang yang dilakukan rapid tes, ada satu orang warga Pauh Terenja yang hasilnya reaktif. Kendati demikian, masyarakat cukup tenang.Jangan panik. Cukup kami yang turun. Hasil rapid tes memang reaktif, namun belum dapat dikatakan positif," beber Desriani.

Dalam penanganan warga diduga terpapar Covid-19 ini, terang Desriani, pihaknya tetap mengedepankan kehati-hatian dan kewaspadaan. Bagi petugas yang kontak dekat, mutlak menggunakan alat pelindung diri (APD). Kemudian yang bersangkutan diminta karantina mandiri, dalam pengawasan ketat Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Mukomuko.

"Nah, perlu saya jelaskan juga, kenapa karantina mandiri?. Sebagaimana petunjuk dari Kementerian, bagi orang tanpa gejala (OTG), memang disarankan karantina mandiri. Kenapa tidak di rumah sakit? Ya, Karena tidak ada tindakan medis yang perlu dilakukan. Yang bersangkutan tampak sehat. Hanya saja kita belum tahu apakah di dalam tubuhnya sudah ada covid-19 atau tidak," paparnya.

Kadinkes juga meminta kepada warga diduga terpapar Covid-19 itu untuk disiplin mengkarantina diri. Betul-betul menghindari kontak dekat dengan warga lain. Jangan dulu keluar rumah.

"Tidak perlu khawatir dengan kebutuhan sehari-hari, karena kebutuhan hidup sehari-hari akan ditanggung Pemerintah Daerah. Saya sangat berharap yang berangkutan disiplin menjalankan karantina mandiri ini. Kita tunggu hasil Swab sampai ada kesimpulan. Dan saya berharap kesimpulannya, warga kita ini negatif Covid-19," demikian Desriani. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: