Jangan Phobia dengan RDT Positif, Ini Penjelasannya
RDT Positif: Bisa Jadi Pertanda Penyembuhan
RBO >>> BENGKULU >>> Jangan phobia atau ketakutan terhadap orang yang hasil Rapid Diagnostik Test (RDT) positif. Apabila Rapid Test Positif, bisa jadi pertanda penyembuhan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Nelly Alesa,S.IP, SKM, M.Si bersumber dari buku pedoman penanganan covid yang diberikan Kemenkes RI, dijelaskan bahwa RDT positif ada 3 interpretasi. Pertama, RDT positif bisa jadi infeksi masih akut atau terpapar sekitar seminggu yang lalu dan sudah terbentuk Imunoglobulin M (IgM). Apabila pemeriksaan Swab/ PCR dilakukan, kemungkinan besar akan positif, masih sangat menular, tentu orang diperiksa harus melakukan ISOLASI diri, baik di rumah sakit maupun di rumah (Mandiri).
Kedua, RDT positif berarti antibodi imunoglobulin G (IgG) sudah mulai terbentuk. Antibodi ini terbentuk untuk pertahanan tubuh melawan kuman mulai sekitar 2 minggu setelah terinfeksi dan menggantikan IgM yang sudah mulai menurun. Jadi, ini pertanda baik untuk penyembuhan, bila dilakukan pemeriksaan Swab ( PCR) kemungkinan masih positif karena masih ada sedikit virus atau virus x sudah mati tapi belum hancur, atau jasad x masih ada. Ingat, PCR tidak bisa membedakan virus yang sudah mati dan hidup. Untuk kehati- hatian, sebaiknya klien masih tetap ISOLASI, walaupun penularan sudah ringan.
Interpretasi ketiga; RDT positif berarti sudah sembuh total karena adanya IgG yang akan bertahan sampai 3 bulan. Bila dilakukan pemeriksaan Swab (PCR), kemungkinan bisa negatif. Artinya, virus sudah benar- benar bersih. Jadi, jangan phobia atau ketakutan dengan orang yang RDT positif. Karena, bisa jadi dia sudah sembuh total atau sudah mulai sembuh, penularan sudah kurang. Kalaupun menular, akan sangat ringan/ tanpa gejala dan memancing bagi orang lain terbentuk antibodi/ kekebalan.
Diharapkan untuk tidak menstigma orang yang RDT positif maupun PCR positif. Karena, anda tidak akan pernah tertular bila taat dengan imbauan: Tetap di rumah, jaga jarak, pakai masker.
Nelly mengatakan, perlu dijelaskan bahwa RDT atau Rapid Diagnostik Test tidak direkomendasikan untuk diagnosa pasien Covid-19. RDT ini digunakan untuk skrining atau penapisan untuk melakukan pemeriksaan Swab / RT PCR yang akan memastikan bahwa orang telah benar-benar positif Covid-19. Pada pasien Covid-19 ada masa yang disebut "Window Periode" atau masa jendela. Pada masa ini belum terbentuk imunoglobulin M (antibodi IgM). Masa jendela ini berlangsung sekitar 1 minggu. Jadi, kalau dilakukan pemeriksaan diawal -awal infeksi, maka kemungkinan hasilnya masih negatif ini yang biasa disebut negatif palsu.
Oleh karena itu, harus diulang lagi 10 hari kemudian. Jadi, tetap Isolasi mandiri harus tetap dilanjutkan. Karena, orang tersebut masih harus dilakukan RDT kembali. Beda lagi, anda benar-benar kontak erat dengan pasien konfirmasi positif atau baru pulang dari daerah zona merah, anda wajib isolasi mandiri.
Nelly mengatakan, di samping itu juga menjalankan, serius menerapkan Pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangat penting sekali untuk pencegahan covid- 19. (ae2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: