Miliki Alat Uji Swab, Dinkesprov Test PCR Ketua Komisi III DPRD Prov Sumardi

Miliki Alat Uji Swab, Dinkesprov Test PCR Ketua Komisi III DPRD Prov Sumardi

Sumardi: Saya Orang Pertama, Langkah Antisipasi, Masyarakat Tak Usah Takut

RBO, BENGKULU – Dengan telah dimilikinya alat uji Swab berupa PCR dan PCM oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi bersama RS M Yunus Provinsi Bengkulu, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Drs H. Sumardi MM mengapresiasi upaya percepatan penanganan wabah pandemi Covid-19 di Bengkulu. Bahkan Sumardi menjadi orang pertama yang diambil sampel Swabnya oleh Dokter Sabriansyah. “Kita sudah memiliki alat untuk uji Swab, sehingga kalau selama ini kita selalu tergantung dan mengirim sampel Swab ke BBLK Palembang dan Padang, dimana kita harus menunggu banyak sedikitnya sampel uji Swab yang dikerjakan di Padang dan Palembang, sehingga kita antrinya bisa sampai tujuh hingga 14 hari untuk mengetahui hasilnya," kata dia.

Dengan adanya PCR dan PCM di RSMY dan hari ini mulai di operasikan membuat kita tidak harus menunggu lagi. "Hari ini saya In Sya Allah orang yang pertama minta diambil sampel uji Swab tersebut, dan kenapa orang pertama yang minta di ambil swab? Karena ini sebagai langkah antisipasi dan upaya menunjukkan pada masyarakat bahwa tidak perlu takut untuk mengikuti uji swab. Ini merupakan bukti layanan prima bagi masyarakat Bengkulu dari pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah kita,” ungkap Sumardi, Selasa (19/5).

Dengan adanya alat uji Swab ini, khususnya bagi Orang Tanpa Gejala (OTG) akan lebih cepat terdeteksi. Diharapkan setelah diambil sampel Swabnya tiga hari sudah diketahui hasilnya. “Yang masuk kategori OTG ini, dia itu kan sehat, tapi mereka terindikasi menjadi carier. Sebab itu kita harapkan yang OTG ini dan sekarang mereka isolasi dirumah, kita harapkan mereka sembuh. Dan kita harap pada pengurus Gugus Tugas Covid-19, yang sembuh itu di informasikan ke publik dan ke pusat juga. Jangan sampai dari gugus tugas Covid-19 pusat tau nya hanya satu yang meninggal pasien positif Covid-19 di Bengkulu, padahal yang lainnya banyak sembuh, ini harus di informasikan pada pemerintah pusat juga. Sekarang kita lihat bagaimana? Laporannya hanya satu yang meninggal yang betul-betul terkonfirmasi, tapi kalau yang PDP, ODP itu gak bisa kita pastikan. Yang positif meninggal di Bengkulu itu cuma satu orang. Sebenarnya Virus Corona ini, kalau orangnya sehat, dia kuat, gak apa-apa, virus tersebut cuma lewat saja 14 hari no problem, apalagi anak-anak muda yang sehat dan imun tubuhnya kuat, tentu dia tidak akan apa-apa,” jelas Sumardi.

Dengan adanya PCR dan PCM di Bengkulu saat ini, maka lanjut Ketua Komisi III DPRD Provinsi Dapil Kota Bengkulu itu, hal ini menunjukkan bahwa komitmen pemerintah dalam memberikan layanan yang prima dalam upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19 dapat terwujud. “Harapan kita pada masyarakat tidak usah ragu-ragu. Cek aja kalau merasa ada gejala atau ada kontak erat dengan pasien Covid-19. Sekarang juga masih gratis, kalau bayar untuk uji Swab ini mungkin satu juta satu orang, sedangkan untuk sekedar Rapid Test itu bisa Rp 700 ribuan satu orangnya. Semakin sering orang cek kesehatan semakin bagus. Saya kalau masih aktif kemarin, per enam bulan sekali, melakukan general check up di RS Pertamina. Sekarang saya satu tahun sekali general check up di Pertamina, boleh ditanyakan. Kalau soal maut itu tuhan, jadi gak usah takut. Saya harap seluruh pada masyarakat luas di Provinsi Bengkulu, tak usah takut, silahkan di cek, tapi di data dulu tak boleh berjubel-jubel, ikuti prosedur Covid-19," jelas dia.

Berdasarkan data gugus tugas sudah 66 orang terkonfirmasi positif, dan hari ini bisa saja bertambah. Tapi begitu sampai pada titik puncaknya nanti, maka kasus Covid-19 ini akan segera menurun. "Semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat, maka kasus Covid-19 ini akan semakin cepat menurun. Itulah artinya diperlukan kesadaran bersama, perlu kekompakan untuk disiplin menjaga dirinya. Saya harapkan masyarakat yang jika ada keluarganya terpapar, tak usah takut, sebab virus ini tak bisa melompat-lompat. Asal tidak bersentuhan tangan atau tidak melalui media droplet hidung yang basah, maka tak akan terpapar,” jelas Sumardi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, H. Herwan Antoni S.KM, M.Kes menyatakan bahwa semua alat yang dibutuhkan sudah lengkap. "Tadi (kemarin, red) saya bersama Direktur Rumah Sakit M. Yunus (RSMY) kembali melakukan pengecekan, dimana seluruh kelengkapan peralatan sudah siap. Jadi sudah bisa mulai dilakukan uji coba pemeriksaan sampel swab, termasuk finalisasi seluruh proses-proses alur tim kerja dan kebutuhan-kebutuhan lainnya," kata Herwan.

Dilanjutkannya, kalau uji coba besok sukses, maka pada Selasa (19/5) sudah mulai runing untuk dilakukannya pemeriksaan Swab. Hanya saja untuk pemeriksaan ini dilakukan bertahap dulu karena baru dimulai. "Tahap pertama mungkin hanya 20 hingga 50 sampel yang kita periksa. Kalau sudah berjalan normal, baru kita naikan," kata Herwan.

Ditargetkan, pemeriksaan swab ini dalam sehari 100 sampel. Bahkan bisa saja lebih karena ada 2 alat yang dimiliki, yakni PCM dan PCR. "Dari kedua alat tersebut, PCR yang paling banyak karena bisa memeriksa 99 sampel atau mendekati 100 setiap harinya. Belum lagi alat PCM yang kita miliki, jadi bisa saja sampel yang diperiksa nanti diperbanyak," ujar Herwan.

Lebih jauh dikatakannya, pemeriksaan sampel swab ini juga diperuntukkan bagi Kabupaten/Kota. Sehingga penanganan Covid-19 ini juga bakal diperketat. "Kalau selama inikan yang kita periksa sampel swabnya cuma orang yang pernah kontak dekat atau kontak erat dengan terkonfirmasi. Dengan bisanya kita periksa sendiri sampel swab, kita merencanakan untuk mengembangkan penyelidikan epidemologi," singkat Herwan.(idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: