Pemprov Bangkitkan Usaha Kecil Terdampak Covid
RBO, BENGKULU - Pemda Provinsi Bengkulu akan membina para pelaku usaha kecil menangah dalam sektor pangan khas Bengkulu. Supaya bangkit ditengah wabah covid-19. Disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemda Bengkulu, Erdiwan SH M.Si pihaknya akan mendata mana saja pelaku usaha yang masih aktif saat ini.
Menurutnya data di Kota Bengkulu ada sebanyak 3.000 pelaku usaha termasuk sektor makanan khas dan kerajinan tangan. Erdiwan mengucapkan, akibat dampak covid saat ini memang banyak terdampak pada pelaku usaha kecil menengah. Program yang akan digerakkan pihaknya, memborong dagangan yang dijual oleh pelaku usaha tersebut.
"Saran dari Pak Gubernur produknya dibeli selain itu diberikan ke orang yang membutuhkan. Kemarin kita sudah menyalurkan barang produk khas makanan Bengkulu ini terhadap pemulung dan penyapu jalan. Program ini nanti tetap berjalan setelah lebaran nanti. Kemarin sudah kita salurkan sebanyak 127 paket ini kita juga berkoordinasi dengan Pelatihan Balai Wirausaha di Provinsi Bengkulu," ucapnya kemarin Selasa (19/5).
Diterangkan olehnya, kegiatan ini bukan merupakan berbentuk Bantuan Langsung namun memang ditujukan bagi pelaku usah mandiri makanan yang mulai sepi akibat pandemi ini.
"Untuk pembelian juga jangan dengan harga kondisi saat ini, mungkin harganya turun. Kita membeli dengan harga yang sesuai," tambahnya.
Untuk saat ini pelaku usaha makanan khas daerah. Namun untuk pelaku kerajinan tangan masih akan didata. "Memang ini untuk makanan khas dahulu mikro. Sebenarnya kita mau untuk pelaku usaha kerajinan dan keterampilan seperti pakaian dan batik. Namun kita bingung mau kemana distribusinya," sampainya.
Terpisah dikatakan oleh Panji Ikmal (33) pelaku usaha kecil yang berada di Kawasan Jalan Anggut mengatakan. Sejak adanya kasus pandemi ini para penjualan ruko pinggiran tersebut mulai sepi pengunjung. Biasanya paling tidak omzet perbulan mereka mencapai Rp 10 juta. Namun akibat pandemi ini sudah mencapai perbulan omzet dibawah besaran tersebut.
Menurutnya akibat pembasan sosial juga menjadi faktor karena banyak wisatawan luar yang tidak berkunjung ke Bengkulu. "Saat ini kita masih buka saja sudah untung. Bagaimana mau berjualan, kita jual ini bergantung dengan wisatawan. Sedangkan akibat pembatasan daerah tidak ada yang kesini. Apalagi saat ini menghadapi lebaran, kami harus memutar otak lagi," tutupnya. (Bro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share: /*props */?> /*google ads */?> /*amp advernative */?>
- 1 Suzuki Carry vs Daihatsu Gran Max: Kendaraan Niaga yang Tangguh dan Ekonomis
- 2 Harga Beras 50 Kg: Stok Hemat untuk Keluarga dan Usaha di Bulan Ini
- 3 Apakah Mobil Listrik dengan Harga Terjangkau Akan Menjadi Standar Baru?
- 4 Polisi Selidiki Kasus Tabrak Lari di Kelurahan Babatan Seluma
- 5 Modifikasi SUV vs Sedan: Gaya dan Fungsi yang Tetap Tren
- 1 Suzuki Carry vs Daihatsu Gran Max: Kendaraan Niaga yang Tangguh dan Ekonomis
- 2 Harga Beras 50 Kg: Stok Hemat untuk Keluarga dan Usaha di Bulan Ini
- 3 Apakah Mobil Listrik dengan Harga Terjangkau Akan Menjadi Standar Baru?
- 4 Polisi Selidiki Kasus Tabrak Lari di Kelurahan Babatan Seluma
- 5 Modifikasi SUV vs Sedan: Gaya dan Fungsi yang Tetap Tren