Wali Murid SDIT Al-Marjan Fasilitasi Rumah untuk Kelompok Belajar

Wali Murid SDIT Al-Marjan Fasilitasi Rumah untuk Kelompok Belajar

Murid Harus Belajar Tatap Muka Dengan Guru Agar Tidak Kecanduan Gadget

RBO, BENGKULU - Salah satu orangtua murid di Sekolah Dasar (SDIT) Islam Terpadu Al-Marjan, Evi Sastra, S.Pd, memfasilitasi murid SDIT Al-Marjan untuk belajar tatap muka bersama dewan guru di rumah pribadinya. Rumah yang berlokasi di Nusa Indah, Kecamatan Ratu Agung terlihat ramai dengan siswa kelas III dan V.

Walaupun menggelar belajar tatap muka, pihaknya tetap menerapkan standar protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. "Intinya, kami mewakili orangtua murid ingin melawan Covid-19. Sebenarnya belajar yang efektif dan efisien itu, memang belajar tatap muka dengan guru. Kalaupun proses belajar melalui sistem daring (online), khususnya di SD, itu tidak akan efektif secara maksimal. Usia mereka inikan masih dunia bermain dan rata-rata keluhan orangtua sistem online ini, yang mengerjakan tugas bukan anak tapi orangtuanya. Selain itu, ketika kami orangtua memberikan HP ke anak dengan alasan membuat tugas, anak malah bermain game. Inilah yang mendasari anak memang harus belajar tatap muka langsung dengan gurunya," kata Evi Sastra pada radarbengkuluonline.com, Jumat (14/8) kemarin.

Menurutnya, orangtua maupun anak jangan terlena dengan pandemi Covid-19 ini, sebab, dapat merusak generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Dengan adanya rumah kelompok belajar ini, Evi ingin memberikan contoh pada pihak sekolah ataupun orangtua, banyak jalan yang dilakukan terkait proses pembelajaran pada anak, sebab sudah memasuki era new normal.

"New normal ini maksudnya, normalnya kan ya seperti biasa, sedangkan new (baru) dengan menerapkan protokol kesehatan, jaga jarak, memakai masker, jaga kebersihan dan lain-lain. Intinya, kami sebagai orangtua ingin anak tetap belajar tatap muka dengan dewan guru, dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya, sebab, mereka ini masih masa pertumbuhan, jangan sampai hanya sibuk dengan menonton TV, bermain gadget (hp), ataupun online lainnya," jelasnya.

Diakuinya, proses pembelajaran online ini sebenarnya sangat memberatkan para orangtua, sebab, yang mengerjakan tugas sekolah itu orangtua, anak hanya tinggal mengisi jawaban yang diberikan oleh orangtua. "Harapan kami mewakili walimurid, pemerintah yang memiliki kebijakan, khususnya untuk dunia pendidikan dan agama. Sebab, sentuhan psikologi pada anak efektif dalam belajar, memang harus didampingi langsung dengan oleh guru," tuturnya.

Sementara itu, mewakili Yayasan As-Shaff, Mameta mengatakan, dengan adanya rumah kelompok belajar ini, memang atas dasar kesepakatan dari walimurid, pihak yayasan dan komite sekolah, sebab sudah banyak orangtua mengeluh dengan adanya proses belajar mengajar daring (online) akibat pandemi Covid-19 ternyata memberatkan orang tua.

"Bagi walimurid yang memang ingin anaknya belajar tatap muka dengan dewan guru, ada surat pernyataan yang dibuat oleh pihak yayasan, bahwa memang walimurid yang menginginkan proses belajar tatap muka, walaupun di fasilitasi oleh walimurid lainnya. Untuk kelompok belajar di rumah Evi Sastra, ada 2 kelas, kelas III dan V dari totalnya sebanyak 32 murid, namun dipisah-pisah belajar murid, 1 kelompok itu 10 orang. Untuk proses pembelajaran tatap muka melalui kelompok belajar ini, dari hari Senin sampai Jumat, sedangkan di hari Sabtu murid belajar daring di rumah masing-masing," kata Mameta.

Disisi lain, salah seorang walimurid, Tini yang mendampingi anaknya di kelompok belajar tersebut, mengaku sangat senang dengan adanya pembelajaran tatap muka seperti ini. Sebab, anak juga merasa sangat senang, bisa bertemu dengan teman-teman, bermain sambil belajar, walaupun belajar bukan di sekolah. "Selama 3 bulan terakhir, semenjak mewabah pandemi Covid-19 ini, anak juga mulai malas, bosan dalam belajar daring. Biasanya, kalau belajar daring anak sudah belajar daring, di rumah hanya bermain gadget saja, sedangkan belajar seperti ini. Alhamdulillah, sudah jarang anak bermain gadget, karena sudah senang bisa belajar tatap muka dengan dewan guru, dan bertemu dengan teman-temannya," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: