33 Tahun Jadi Guru SLB, Agus Setyabudi, S.Pd Raih Banyak Prestasi

33 Tahun Jadi Guru SLB, Agus Setyabudi, S.Pd Raih Banyak Prestasi

"Saya pernah study banding ke Jerman dan Inggris"

RBO, REJANG LEBONG - Syarat utama menjadi seorang guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) harus memiliki kesabaran tingkat tinggi. Pekerjaan sebagai guru SLB sangat mulia. Sebab keseharian bertemu dengan peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan.

Kali ini pengalaman menarik akan disampaikan kepala sekolah SLBN I Rajang Lebong, Agus Setyabudi, S.Pd yang sejak tahun 1987 sudah mendedikasikan diri sebagai tenaga pendidik di sekolah luar biasa Rejang Lebong.

Dia menjelaskan kenapa dirinya bisa bertahan selama 33 tahun di SLB, karena Dia sadar menjadi guru SLB sebuah tugas yang sangat mulia. "Bagi kami sebagai tenaga pendidik di SLB ini ketika para guru berhasil dalam mendidik anak, itu merupakan suatu anugerah yang sangat besar. Kuncinya hanya sabar dan ulet," sampai Dia.

Diakui bahwa sebenarnya banyak kesulitan dialami selama menjalani profesi sebagai guru SLB. "Selain harus sabar, kita guru SLB dituntut kreatif dan inovatif. Membuat alat peraga untuk proses pembelajaran merupakan hal yang wajib. Karena alat peraga yang dibutuhkan tidak ada dijual di pasaran. Maka dengan itu menjadi guru SLB  harus kreatif menciptakan sendiri kebutuhan alat praktek tersebut," sambungnya

Sejauh ini ketika dijalani dengan iklas, kendala kendala tersebut bisa teratasi. Bahkan dengan keadaan itu mengantarkan Agus Setyabudi, mendapatkan penghargaan sebagai kepala sekolah kreatif inovatif tingkat nasional. "Saya pernah study banding ke Jerman dan Inggris," kenangnya. Untuk diketahui bahwa guru SLBN I RL berjumlah 27 orang di dominasi oleh tenaga guru honorer.   Walaupun kondisi demikian, SLBN I RL masih mampu bersaing dalam lomba sampai tingkat nasional. Banyak prestasi secara nasional diraih seperti melukis, menjahit, tata boga dan tata busana. (jrb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: