Ribuan Buaya Air Hitam Bersahabat dengan Warga Padang Gading
RBO >>> SUNGAI RUMBAI >>> Kepala Desa (Kades) Padang Gading, Sutejo menyebutkan, bahwa di sepanjang perairan sungai Air Hitam serta aliran Sungai Gegas dihuni ribuan ekor buaya. Aliran sungai yang dihuni buaya itu, yaitu di kawasan Desa Air Hitam, Desa Sinar Laut (Kecamatan Pondok Suguh). Kemudian kawasan Desa Padang Gading, Gading Jaya (Kecamatan Sungai Rumbai). Menurutnya, keberadaan binatang jenis reptil tersebut sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai wisata khusus taman binatang.
Desa Padang Gading adalah salah satu desa yang terdampak saat ini tengah berencana menggagas membuat lokasi penangkaran buaya di kawasan tersebut. Sesuai dengan penglihatan dirinya, jumlah buaya yang ada di kedua aliran sungai tersebut tidak lagi ratusan ekor. Namun Diperkirakan sudah mencapai ribuan ekor. Bahkan sudah ada warga yang menjadi korban buaya tersebut. Pada umumnya warga yang diserang adalah yang pergi memancing ke aliran sungai dan warga yang sedang memancing. "Kami selalu mengimbau warga agar hati-hati terhadap aliran sungai tersebut," ungkap Sutejo saat dihubungi radarbengkuluonline.com tadi siang.
Diceritakan Sutejo, bukti buaya di perairan itu banyak, buaya tersebut tidak hanya menampakkan dirinya pada malam hari saja. Siang hari pun sering menampakkan diri kepada masyarakat. Sejauh ini, alhamdulillah warga Desa Padang Gading belum ada yang menjadi korban keganasan buaya tersebut. Namun yang menjadi korban adalah warga desa tetangga. Menindaklanjuti persoalan ini, pemerintah desa terus berjuang, baik ke pemerintah kabupaten, maupun ke pemerintah Provinsi Bengkulu serta pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu untuk melestarikannya.
‘’Kalau tidak dibuatkan lokasi penangkaran khusus untuk buaya tersebut, masyarakat akan terus menjadi korban keganasannya. Sampai saat sekarang ini perjuangan itu belum membuahkan hasil. Padahal lokasi itu sangat cocok untuk pembuatan lokasi penangkaran. Lokasinya masuk dalam kawasan BKSDA dengan luas mencapai puluhan hektare. Sebenarnya keberadaan buaya tersebut bisa dijadikan sebagai objek wisata atau daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko, umumnya Provinsi Bengkulu, dengan catatan harus ada penangkarannya. "Memang bisa menjadi potensi desa dengan adanya lokasi penangkaran. Karena saat sekarang ini di wilayah Mukomuko belum ada objek wisata penangkaran buaya," beber Sutejo.
Lanjutnya, aliran sungai tersebut memiliki berbagai jenis ikan. Mulai dari ikan patin, gurame, nila dan lain sebagainya. Ukurannya cukup besar. Warga yang datang mencari ikan dengan cara memancing dan posisinya cukup jauh dari bibir sungai. "Kedua aliran sungai itu juga terkenal mistik serta dengan jumlah ikan yang banyak dan besar-besar. Kalau cerita orang dulu dikawasan sungai tersebut ada buaya raksasa, tetapi kita belum melihat faktanya," demikian Sutejo.(ide)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: