BI Bengkulu Kembangkan Bawang Merah di Kaur

BI Bengkulu Kembangkan Bawang Merah di Kaur

RBO, BENGKULU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Begkulu menggali potensi ekenomi baru di daerah untuk menekan laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Mencoba itu, BI mengembangkan budidya tanaman bawang merah di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Kepala Perwakilan BI Bengkulu dalam rilis yang disampaikannya, Joni Marsius mengatakan, salah satu komoditas penyumbang inflasi di Provinsi Bengkulu adalah bawang merah, mengingat komoditas ini mayoritas didatangkan dari Jawa dan Sumatera Barat sehingga harga pasokannya rentan terhadap gangguan distribusi dan pasokan dari daerah asal.

Upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berkenaan dengan hal ini adalah menginisiasi program pengembangan klaster bawang merah. Sebagai lokasi awal dipilih di Kabupaten Kaur tepatnya di Desa Manau XI 1 & Desa Manau XI 2, Kecamatan Padang Guci Hulu. Pengembangan klaster bawang merah di Kabupaten Kaur tersebut dilakukan bersinergi dengan pemerintah daerah setempat.

Sinergitas tersebut dituangkan dalam Kesepakatan Bersama antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Kaur tentang Pengembangan Komoditas Bahan Pangan Dalam Rangka Mendukung Program Pengendalian Inflasi Daerah, yang ditandatangani oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu dan Bupati Kabupaten Kaur.

Lebih Jauh, telah dilakukan pula kerjasama formal (Business to Business) antara Bengkulu melalui BUMD Pemprov. Bengkulu dengan Kelompok tani Bawang merah di Brebes. Program pengembangan komoditas bawang merah yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan dalam bentuk pemberian bantuan kepada kelompok tani berupa bibit, alat mesin pertanian, pelatihan teknis, dan pendampingan oleh tenaga ahli petani dari Kabupaten Brebes yang telah memiliki pengalaman di berbagai wilayah di Indonesia dalam mengembangkan komoditas bawang sehingga proses alih teknologi dapat berjalan dengan optimal.

Komoditas bawang di Kabupaten Kaur terbukti dapat menjadi komoditas unggulan baru daerah karena basil panen perdana di klaster bawang yang dikembangkan oleh Bank Indonesia menunjukkan hasil yang positif, yaitu 1 kg bibit menghasilkan 4,32 kg bawang siap pasar.

Pada tanggal 2 November lalu telah dilakukan panen perdana dan hasilnya 5.178 Kg dengan luas lahan 12.000 M2 dengan menggunakan bibit sebanyak 1.200 Kg.

Pengembangan klaster bawang merah di KAUR ini menjadi salah satu penanda bahwa ahli teknologi dan pendampingan teknis oleh petani ahli sangat efektif dalam pengembangan komoditas baru. Meskipun demikian, efektifitas upaya ini harus dibayar mahal dengan wafatnya salah satu tenaga ahli yang bertugas dilokasi yaitu alm.Takori dikerenakan serangan jantung dan selanjutnya di makamkan dikabupaten Brebes. Namun, semangat Takori telah menjadi inspirasi tersendiri bagi petani di Kaur.

Kedepan Bank Indonesia akan mendorong komoditas bawang merah Kaur menjadi komoditi unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu. (ae2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: