Managemen BPD Yakin Modal Inti Rp 1 T Tercapai

Managemen BPD Yakin Modal Inti Rp 1 T Tercapai

Sudah Ada Kesepakatan, Dalam Waktu Dekat Segera Realisasi

RBO, BENGKULU - Berdasarkan surat undangan dari pimpinan DPRD Provinsi Bengkulu, hari ini (Selasa-red) dijadwalkan hearing bersama dengan pihak managemen BPD Bank Bengkulu. Rapat itu terkait syarat modal inti BPD yang harus mencapai Rp 1 Triliun hingga akhir tahun 2020. Jika tidak BPD akan turun menjadi BPR.

Dari managemen BPD Bank Bengkulu melalui Kepala Divisi CORSEC, Fanny Irfansyah menyampaikan kemungkinan besar syarat itu akan terpenuhi.

"Insya Allah syarat itu akan tercapai, sebab dari PT Mega Corpora sudah menunjukkan tanda positif. Insya Allah akan tercapai modal inti Rp 1 Triliun tersebut akhir tahun ini. Kita juga sudah melakukan pertemuan dengan Pemda DKI Jakarta, terkait wacana penawaran saham seri B Bank Bengkulu. Dalam waktu dekat insya Allah sudah ada kesepakatan tersebut dan akan direalisasikan," ungkap Fanny pada radarbengkuluonline.com, kemarin (16/11).

Sebelumnya Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Tito Adji, juga mengatakan pihaknya optimis bahwa Bank Bengkulu akan mempu memenuhi kewajiban modal inti sebesar Rp 1 Triliun pada Desember 2020 mendatang. Ini sebagaimana diungkapkannya kemarin.

Tito mengatakan, dari pertemuannya dengan Dirut Bank Bengkulu, ia menerima informasi bahwa sudah ada sejumlah investor yang melirik. Walaupun Tito sendiri masih belum mau menyebutkan nama-nama investor yang sudah menjalin komunikasi tersebut.

"Sebelumnya saya sudah menjalin komunikasi dengan Dirut Bank Bemgkulu prihal tersebut. Dimana mereka menyatakan mampu memenuhi modal inti pada bulan Desember 2020 ini," ungkap Tito.

Tito membenarkan bahwa, jika hingga akhir tahun Bank Bengkulu tidak dapat memenuhi kewajiban modal inti sebesar Rp 1 triliun maka akan terancam turun menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Namun, ia berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi, mengingat ia yakin Bank Bengkulu akan mampu menyelesaikan target tersebut.

"Kekurangannya untuk memenuhi modal inti itu sekitar Rp 150 miliar lagi. Tapi kita yakin dan optimis bahwa Bank Bengkulu bisa menyelesaikan kekurangan tersebut sampai dengan akhir tahun ini," terangnya.

Lebih jauh ia menyebutkan, OJK sendiri telah berusaha mendorong Bank Bengkulu agar dapat memenuhi modal inti tersebut. Salah satunya meminta seluruh Pemerintah Daerah yang menjadi pemegang saham bank ini untuk menambah dana setoran modal. Akan tetapi mengingat saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga seluruh anggaran Pemda harus dipangkas dan difokuskan untuk penanggulangan virus Covid-19.

"Karena situasinya masih pandemi Covid-19 jadi para pemegang saham juga kesulitan untuk menambah dana setoran modal," katanya.

Meski begitu, pihaknya tetap mendorong seluruh Pemda untuk bersama-sama mencari investor. Dengan begitu kekurangan modal inti pada akhir tahun dapat terpenuhi. Apalagi masih ada waktu tersisa kurang lebih 2 bulan lagi untuk memenuhi kewajiban tersebut.

"Kita terus pantau dan dorong seluruh pemegang saham dalam hal ini seluruh Pemda di Bengkulu untuk bersama-sama mencari investor untuk memenuhi kewajiban modal inti sebesar Rp 1 triliun pada 2020 ini," pungkasnya. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: