Pembelajaran Online Untungkan Siswa Malas

Pembelajaran Online Untungkan Siswa Malas

RBO >>>  BENGKULU >>>  Pakar pendidikan di Kota Bengkulu, Dr. Alexon, M.Pd mengamati dunia pendidikan yang saat ini mulai tidak efektif dan teratur. Bagaimana tidak. Semenjak diberlakukan pembelajaran daring (online) di rumah, siswa mengerjakan soal yang diberikan dewan guru, hampir rata-rata nilainya sangat memuaskan. Terlebih lagi, bagi siswa yang malas di sekolah saat mengerjakan soal, nilainya rendah. Namun kini, sudah kebalikannya, siswa malas sangat diuntungkan. Saat pembelajaran daring ini nilai mereka melonjak naik 180 derajat. Sedangkan bagi siswa yang pintar, dulunya saat belajar di sekolah bagus, kini nilainya berangsur-angsur menurun. Sebenarnya apakah yang terjadi ?

"Jadi begini, pembelajaran online sangat tidak efektif untuk siswa Sekolah Dasar (SD) maupun Siswa Menengah Pertama (SMP). Kenapa seperti itu, sebab siswa SD dan SMP itu masa usia emas pengembangan karakter. Sementara untuk pembelajaran online tidak efektif untuk pengembangan karakter. Online ini diperuntukkan untuk aspek pengetahuan saja. Sementara usia SD dan SMP butuh kolaborasi, bermain dengan teman, berinteraksi sosial, maupun lingkungan alam dan ini terbatas apabila belajar dilakukan online," ujar Dr. Alexon, M.Pd yang juga menjabat sebagai Dekan FKIP UNIB, kepada radarbengkuluonline.com tadi siang.

Maka dari itu, evaluasi belajar online menurutnya sulit untuk objektif, melihat mana siswa yang benar mengerjakan tugas sekolah yang diberikan atau tidak. Apalagi, sekolah tidak bisa memantau siapa yang mengerjakan soal atau tes tersebut.

" Evaluasi yang diberikan pihak sekolah juga tidak bisa utuh. Karena pengamatan guru ke siswa tidak langsung. Oleh karena itu, bisa jadi siswa yang pada saat sekolah tatap muka malas dan nilainya rendah, tapi saat online hasil belajarnya menjadi baik atau sebaliknya, siswa yang aktif tatap muka di sekolah, nilainya lambat laun menurun. Inilah yang menjadi perhatian kita bersama. Seharusnya, orangtua juga bijak dalam menyikapi permasalahan ini. Sebaiknya siswa jangan dibantu dalam mengerjakan soal yang diberikan, ataupun memantau mereka mencari isi jawaban jangan membuka internet. Kita berharap, tahun depan memang pembelajaran tatap muka kembali digelar, dan kualitas pendidikan di Bengkulu kembali bergairah," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: