BKSDA Belum Bisa Tindak Harimau di Selagan Raya

BKSDA Belum Bisa Tindak Harimau di Selagan Raya

RBO >>> SELAGAN RAYA >>>  Tim Gabungan Resort BKSDA Mukomuko turun langsung menelusuri keberadaan harimau di Kecamatan Selagan Raya pada Selasa kemarin,(23/2). Hasilnya, tim gabungan BKSDA tidak menemukan bukti yang akurat berupa jejak atau bekas harimau yang ditemukan. Untuk sementara tim gabungan BKSDA belum bisa mengambil keputusan atau tindakan. Padahal mereka sudah mendatangi lokasi tempat warga menemukan harimau pada Selasa malam kemarin,(23/2). Yaitu, di lahan persawahan, kebun sawit, dan kebun cabai milik warga selagan Raya, yang berada di Bendungan Sungai Selagan, dan tidak jauh dari pemukiman warga Desa Lubuk Bangko.

Kepala Resort BKSDA Mukomuko, Mustadin saat ditanya radarbengkuluonline.com mengatakan, pihaknya turun langsung ke lapangan bersama tim TNKS, Polsek Teras Terunjam, dan Bhabinsa perwakilan Koramil Mukomuko. Langkah pertama mereka memastikan dulu apakah harimau yang dilaporkan warga ini memang benar ada atau tidak.

"Berdasarkan hasil penelusuran tim, kita belum menemukan jejak harimau atau bekas lainnya. Tetapi malam nanti (Selasa malam red) kita akan patroli di kawasan tempat warga menemukan harimau itu. Mana tahu malam hari dia muncul. Yang jelas untuk sementara kita belum bisa melakukan tindakan. Kita harus mencari bukti yang lengkap dan akurat dulu," ucap Mustadin setelah cek TKP kemarin Selasa,(23/2).

Dijelaskannya, kalau pihaknya sudah mendapatkan bukti yang tepat dan akurat terkait keberadaan harimau ini, kemudian pihaknya akan mendeteksi dimana keberadaan harimau tersebut. Kalau memang harimau itu terbukti ada dan masih berada di wilayah perkebunan warga Selagan Raya, pihaknya langsung melakukan tindakan berupa pemasangan kerangkeng.

"Sekarang kita mau cek TKP dulu. Kalau memang dapat dibuktikan tentu ada tindakan dari kita. Sehingga harimau ini tidak lagi membuat takut masyarakat yang berkebun," jelasnya.

Sambungnya, jika semua fakta kebenaran terungkap, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan Nge-Camp di kawasan keberadaan harimau tersebut. Kalau kerangkeng sudah dipasang tentu harus ditunggu. Jadi, sebelum melakukan tindakan harus ada bukti yang akurat. "Kita masih melihat kondisi dulu. Kalau memang harimau ini masih berada di sekitar sini (Selagan Raya- red), kita akan pasang kerangkeng dan kita tunggu juga," demikian Mustadin.

Sementara Camat Selagan Raya, Khairul Saleh, S.Km, MM mengatakan, warga Selagan Raya sudah resah sejak dua bulan terakhir. Karena harimau ini muncul di kawasan perkebunan warga. Ia berharap dengan adanya tim gabungan dari BKSDA turun ke Selagan Raya, persoalan ini bisa diselesaikan. "Masyarakat sudah dibuat resah karena harimau ini muncul di kawasan perkebunan. Untuk mengatasi masalah ini kita serahkan ke tim BKSDA. Mudah-mudahan bisa diatasi dengan baik," demikian tambah camat.

Berdasarkan data yang terhimpun , sejak dua bulan terakhir, warga Selagan Raya sangat merasa resah dengan kemunculan harimau Sumatera tersebut. Bahkan sudah ada empat kali kejadian yang mengegerkan warga Kecamatan Selagan Raya. Pertama pada akhir Januari kemarin warga Lubuk Bangko atas nama, Kalam. Dia harus dijemput oleh puluhan warga desa di pondok kebunnya, karena harimau berkeliaran di kawasan kebun miliknya. Kemudian kejadian kedua dialami oleh M. Ali, warga Desa Sungai Ipuh II. Dia juga harus dijemput puluhan warga desa di pondok kebunnya karena ketemu harimau di kawasan kebun miliknya.

Selanjutnya kejadian ketiga yang terjadi pada Sabtu malam,(19/2) kemarin. Yaitu dialami oleh Bapak Mayor bersama anak dan istrinya warga asal Desa Aur Cina. Mereka juga harus dijemput puluhan warga desa di pondok kebunnya karena harimau muncul di kebun miliknya. Kejadian ketiga ini sangat membuat resah warga. Karena satu ekor anjing peliharaan warga tewas dimangsa harimau. Dimana kejadian itu tidak jauh dari pondok kebun milik bapak Mayor. Kemudian kejadian keempat dialami oleh, pak Jubir, warga Desa Lubuk Bangko pada Senin malam,(22/2) kemarin. Dia juga harus dijemput puluhan warga di pondok kebunnya karena harimau muncul di kawasan kebunnya. Kejadian keempat ini lebih kurang 1 kilo dari pemukiman penduduk.(ide)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: