Pesantren Harsallakum Latih Santri Berwirausaha

Pesantren Harsallakum Latih Santri Berwirausaha

RBO >>>  BENGKULU >>>  Ketua Yayasan Harsallakum, H. Harius Rusli, Lc mengatakan, bagi para santri (siswa) yang mondok di Pesantren Harsallakum, bukan hanya mendapat ilmu agama saja, namun pihaknya juga melatih siswanya dalam berwirausaha.

"Alhamdulillah, jumlah santri kami saat ini sebanyak 550 orang. Mereka itu dari jenjang MTs dan MAN. Para santri wajib mondok. Sebab, kami tidak menerima kalau ada santri dan orangtua tidak menginginkan anaknya tinggal di asrama, walaupun rumah santri itu hanya berjarak beberapa meter saja. Dengan santri tinggal di asrama, kami merasa bahagia melihat hasilnya. Mereka lebih fokus dalam belajar, baik ilmu agama maupun dunia. Artinya, apa yang diajarkan di sekolah seimbang," ujar Buya Harius -- sapaan akrabnya kepada radarbengkuluonline.com, Kamis (6/5).

Dijelaskannya, di Pondok Pesantren, siswa juga diajarkan ilmu terapan langsung. Siswa diberikan pelatihan pangkas rambut. Apalagi, pihak pesantren juga punya pangkas rambut sendiri yang berlokasi di Hibrida Ujung, sebelum simpang IAIN Bengkulu. Nama pangkas itu diberi nama Pangkas Rambut Harsallakum. Tarif sekali potong rambut Rp 12.000. Bagi santri yang memotong rambut, lalu dibayar oleh masyarakat, dibagi persantase 50 persen untuk pondok, 50 persen untuk santri tersebut.

"Santri yang ikut pelatihan pangkas rambut ini, bagi santri kelas 9 jenjang MTs, dan kelas 12 jenjang MA, itu wajib dilaksanakan oleh santri, supaya pandai memangkas rambut. Kami juga menyiapkan guru (pamong), punya hobi pangkas rambut. Waktu pelatihan pada malam hari, sesudah salat Isya sampai pukul 22.00 WIB," jelasnya.

Selain itu, pangkas rambut, pihaknya juga melatih para santri untuk budidaya ternak lele. Apalagi, ternak lele, ternak yang paling mudah tapi rumit. Dalam artian, kalau para santri sudah pandai membudidayakan lele, mulai dari membuat induk lele, menetaskan anak lele sampai berhasil. Hasil ternak lele ini, akan dikonsumsi oleh para santri. Pihaknya juga menyadari, para santri memiliki keterbatasan ekonomi untuk penambahan gizi para santri, makanan lele ini, wajib dikonsumsi oleh para santri. Lokasi ternak lele di sekolah, dan di kediaman rumah Buya Harius Rusli. "Ternak lele ini ada 10 kolam. 1 kolam bisa menghasilkan seribu lele. Kalau 10 kolam, ada 10 ribu lele yang bisa kami hasilkan. Lele ini tidak dijual, tapi khusus bagi para santri. Sebab, orang-orang yang cerdas itu banyak menkonsumsi ikan. Salah satunya ikan lele," tuturnya.

Bukan hanya budidaya ternak lele saja, tapi, pihaknya juga membudidayakan cabe rawit, jawa, dan setan. Pihak sekolah memanfaatkan ruangan atau tanah yang belum terbangun untuk menaman cabe tersebut. Sehingga, waktu harga cabe melonjak naik, para santri tetap mengkonsumsi cabe seperti jadwal seperti biasa. "Ketiga wirausaha itu, menjadi syarat kelulusan bagi para siswa kelas 9 dan 12. Selain persyaratan utamanya sertifikat menghafal Quran minimal 2 juz. Para santri dalam melafazkan adzan 5 suara, Mekah, Madinah, Turki, Mesir, dan Indonesia. Sama kalimat adzannya, yang membedakan seni. Tanpa ada seni, ibadah sudah sah, tapi kadang-kadang orang tidak puas. Perlu para santri dididik, dengan irama adzan untuk menggairahkan para masyarakat, khususnya pada salat Jumat," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: