Ekspor Batu Bara Turun, Inflasi Masih Terkendali

Ekspor Batu Bara Turun, Inflasi Masih Terkendali

RBO >>>  BENGKULU >>>  Pada bulan Mei 2021, Kota Bengkulu mengalami Inflasi sebesar 0,11 persen.  NTP Provinsi Bengkulu Mei 2021 sebesar 130,63 atau naik 0,93 persen dibanding NTP bulan sebelumnya yang sebesar 129,42. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 1,03 persen, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik lebih rendah sebesar 0,10 persen. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Bengkulu pada April 2021 tercatat 33,37 persen, turun 3,36 poin dibanding TPK hotel pada Maret 2021 yang tercatat sebesar 36,73 persen. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2020, TPK hotel berbintang naik sebesar 19,24 poin.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal dalam jumpa persnya  Rabu (2/6) siang mengatakan, dibandingkan kondisi normal, persentasi sangat jauh. Namun apabila dibandingkan dengan awal kedatangan covid -19 sebelumnya berbagai sektor bergerak postif.

  "Saat ini ada perubahan postif. Saya yakin ini juga merupakan upaya hasil dilakukan seluruh unsur pemerintah daerah maupun pusat dalam menangani pandemi saat ini.  Memang tidak seperti normal, namun kita lihat hotel diangka 33 persen  kalau dibandingkan normal itu bisa mencapai 55 persen, tetapi sebelumnya hanya mencapai 14 persen. Artinya, ini sudah ada hal positif," katanya Rabu (2/6).

Hal ini dikarenakan beberapa langkah kebijakan yang ada sudah dapat dijalankan oleh masyarakat. "Inflasi kita juga diangka 0,11 persen kalau dalam tahun kalender 0,99 persen sedangkan year on year 0,61 persen. Ini masih relatif terkendali. Kedepan semakin kondusif situasi saat ini dapat lebih baik. Karena, kita bisa dapat menyesuaikan diri karena sudah ada langkah pertemuan dengan menjalani prokes yang ada," terangnya.

Win mengatakan, untuk total ekspor Provinsi Bengkulu pada bulan April 2021 mencapai US$ 15,63 juta. Nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 0,94 persen jika dibandingkan dengan bulan Maret 2021 yang tercatat sebesar US$ 15,78 juta. Namun mengalami peningkatan sebesar 49,52 persen apabila dibandingkan dengan bulan April 2020 yang tercatat US$ 10,45 juta. Pada bulan April 2021, tidak ada impor barang ke Provinsi Bengkulu. Dengan demikian, nilai impor mengalami penurunan sebesar 100 persen jika dibandingkan dengan impor pada  bulan Maret 2021 yang sebesar US$ 0,44 juta.

Sedangkan nilai impor pada bulan April 2020 tercatat sebesar US$ 449. Untuk ekspor batu bara menurun sebesar 25,69 persen atau sebesar US$ 11,61 juta. Impor tersebut seperti barang aspal. "Memang untuk impor yang langsung ke Bengkulu tidak ada. Kalau impor ada lewat Sumbar, itu dicatat disana. Namun untuk masuk ke Pulau Baai itu tidak ada. Biasanya itu barang impor seperti aspal mungkin karena ini dari negara Malaysia dan Singapore melakukan pembatasan akhirnya di bulan April tidak ada impor. Namun saya belum dapat informasi jelas kenapa tidak ada impor aspal di bulan April tersebut," tambahnya.

Walaupun demikian Bengkulu masih tetap surplus diangka US$ 15,63 juta. "Untuk kondisi saat ini masih surplus dalam kumulatif sebesar  US$ 15,63 juta. Tapi untuk April walaupun tidak ada impor masih surpuls, artinya masih positif. Intinya dari dampak covid -19 ini dari berbagai upaya dilakukan memang kalau dibandingkan dengan normal sangat jauh, namun kalau dari kondisi saat masuk pandemi saat ini bergerak positif sekali. Apalagi sudah ada kebiasaan baru saat ini yang sudah dijalankan oleh pelaku usaha," pungkasnya. (Bro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: