Abdimas UT Bengkulu Olah Jeruk Kalamansi Menjadi Kripik Pisang
Kembangkan Kreativitas PKK Desa Taba Jambu, Bengkulu Tengah
RBO >>> BENTENG >>>> Ibu-ibu perwakilan dari kelompok PKK Desa Taba Jambu Sabtu pagi (7/8/2021) mengadakan pertemuan. Pertemuan kali ini, adalah pertemuan kelanjutan dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Terbuka (Abdimas UT) Bengkulu, yang telah dilaksanakan dari tahun 2019. Kegiatan Abdimas merupakan wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi bagi seluruh civitas academi. Dimana di dalamnya terdapat proses pelaksanaan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Abdimas). Sedangkan fokus pengembangan kreativitas pada kegiatan ini adalah melaksanakan proses pemberdayaan kepada kelompok perempuan di desa, serta menjembatani antara ide dan pemanfaatan potensi lokal dalam meningkatkan nilai tambah yang ekonomis.
Berangkat dari hasil pelaksanaan Abdimas di tahun pertama, dimana proses yang dilakukan oleh Tim adalah menemukenali potensi kelompok dan melakukan identifikasi potensi yang dapat dikembangkan sebagai produk unggulan desa yang mampu menjadi nilai tambah dalam memberdayakan perempuan di dalamnya. Sehingga pelaksanaan di tahun kedua ini, Tim Pelaksana Abdimas UT, mendorong kelompok PKK Desa Taba Jambu untuk melakukan inovasi pengelolaan Jeruk Kalamansi menjadi varian rasa Kripik Pisang, yang mana selama ini, olahan jeruk kalamansi hanya menjadi sirup. Dan kripik pisang yang dijual oleh ibu-ibu selama ini, tanpa adanya inovasi olahan dengan mengikuti keinginan pasar yang serba unik, menarik dan memiliki citra rasa yang khas.
Kepala Desa Taba Jambu, M. Zul dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergisitas di dalam segala aspek pembangunan. Terkhusus pembangunan di desa yang membutuhkan proses stimulus dan transfer keilmuan dari para ahli, sehingga teori serta pengalaman akademis menjadi modal di desa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, terutama sektor pengembangan ekonomi dan usaha mikro di desa.
Kepala Desa, berharap usaha yang dirintis dengan adanya proses pendampingan ini, mampu bersinergi dengan BUMDes. Dimana nantinya menjadi penopang unit usaha yang produktif dan digerakkan oleh kelompok perempuan di desa. Peluang mengembangkan olahan jeruk kalamansi adalah hal yang tepat. Ini mengingat Desa Taba Jambu menjadi sentra produksi dan memiliki perkebunan jeruk kalamansi yang representatif.
Tim Abdimas ini diketuai oleh dosen sekaligus pejabat di UPBJJ UT Bengkulu, Dwi Kristanti, S.Sos., M.PA, dengan dibantu oleh dua orang anggota, yaitu A. Aziz Zulhakim, M.Si selaku Pelaku Pemberdayaan/ TAPM P3MD Kemendes PDTT dan didukung oleh seorang mahasiswa UT yang produktif dan telah berhasil mengembangkan usaha cemilan kekininan khas Bengkulu, yaitu M. Rofiq Akbar.
Dwi Kristanti, S.Sos., M.PA dalam penyampaian awalnya menjelaskan bagaimana Tim Abdimas dengan komposisi komplit dengan latar belakang yang relevan, sangat mengapresiasi semangat kelompok, dari proses identifkasi awal, uji coba awal dalam memproduksi kripik pisang citra rasa kalamansi, sampai pada hari ini dilakukannya sosialisasi serta penguatan di dalam strategi pengemasan produk dan pengajuan P-IRT. Tanpa disadari, di dalam prosesnya, kelompok PKK Desa Taba Jambu turut pula menyumbangkan ide serta kreativitasnya dalam membangun produk baru ini, yang nantinya akan menjadi unit usaha mikro skala desa, yang mampu memasarkan produknya hingga jangkauan yang lebih luas lagi.
Kedepannya, apabila produk ini sudah konsisten dijalankan sebagai pengembangan usaha di kelompok PKK, maka perlu pula untuk memberdayakan anak-anak muda desa dalam mengasah kreativitasnya membuat konten promosi menarik di jejaring media sosial. Mengingat teknologi informasi hari ini merupakan medium baru pemasaran di era baru pandemi saat ini.
Selaku pelaku pemberdayaan, A. Aziz Zulhakim mengingatkan betapa pentingnya penguatan kelembagaan desa, yang sudah diamanatkan di dalam Permendagri 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, yang salah satu di dalamnya terdapat PKK. Hadirnya PKK dan kelembagaan desa lainnya, dicita-citakan sebagai wadah partisipasi masyarakat, serta mitra Pemerintah Desa dan wujud kesertaan kelompok masyarakat dalam proses pembangunan di desa, di mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan pembangunan.Sehingga menjadi penting untuk dilakukannya pendampingan intensif, serta meningkatkan kapasitas individu di dalam kelompok PKK, yang diharapkan nantinya akan menjadi penyeimbang.
Selanjutnya, PKK sebagai wadah bagi perempuan desa, sangat perlu untuk diberdayakan. Karena, tanpa disadari proses pembangunan yang berkualitas barang tentu tidak menghasilkan bias gender di dalamnya. Artinya perempuan dan laki-laki adalah komponen satu kesatuan sebagai modal sosial di desa dalam mewujudkan tujuan pembangunan desa. Yaitu meningkatkan kualitas hidup, penanggulangan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
M. Rofiq Akbar, sebagai mahasiswa UT sekaligus pelaku bisnis, mengatakan, kegiatan ini menjadi penting untuk memberikan energi di dalam proses pendampingan kelompok PKK Desa Taba Jambu. Mengingat usaha cemilan “TUIRI”, yang dikembangkannya, perlu untuk di replikasi kelompok PKK, sebagai pemicu di dalam membangun usaha. Pada kesempatan ini, Rofiq banyak memberikan kiat dalam membangun usaha. Ini diawali dengan menentukan nama brand, menetapkan berat bersih isi, pengujian daya tahan produk, membuat kemasan yang menarik. Termasuk bagaimana membuat story telling dalam mengambarkan produk, hingga pentingnya pengurusan P-IRT, sebagai langkah untuk memasarkan produk melalui metode penjualan ritel.
Harapan akhir dari proses kegiatan ini, disampaikan oleh salah satu peserta, Elvi Sumanti. Ia mengatkan bahwa kelompok PKK Desa Taba Jambu sangat berterima kasih kepada Tim Abdimas UT, yang telah memfasilitasi serta membagi pengetahuannya. Kedepannya, pemerintah desa perlu mendukung keberlanjutan program ini melalui Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dalam usaha melakukan pembinaan kemasyarakatan desa, untuk dapat maju mendukung program kepala desa dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan produk lokal, yang ending-nya mampu menjadi produk unggulan desa. Maka dari situlah, dunia luar akan tahu tentang “Desa Taba Jambu” yang merupakan desa yang berhasil mengembangkan olahan . Pada hari itu pula, peserta bersepakat menamakan usahanya, dengan branding milenial “KrisPiss (Kripik Pisang Kalamansi)” khas Desa Taba Jambu, Kecamatan Pondok Kubang, Benteng. (ae2/rls).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: