DP3AKB Bengkulu Selatan Akan Berdayakan Semua Perempuan

DP3AKB Bengkulu Selatan Akan Berdayakan Semua Perempuan

RBO >>>  MANNA >>>  Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Bengkulu Selatan berencana kedepannya tidak ada perbedaan antara laki - laki dan perempuan. Semuanya sama dan mampu mengekspresikan diri sesuai dengan bidangnya.

Kepala DP3AKB Bengkulu Selatan, M. Redhwan Arif, S.Sos.MPh mengatakan, perbedaan antara laki - laki dan perempuan hanya terletak kodratinya saja. Karena, tidak semua laki - laki mampu mengerjakan apa yang dilakukan perempuan. Begitu pun sebaliknya.

"Untuk itu, kita berharap dalam mengambil keputusan, hak, kesempatan serta keputusan di rumah tangga sekalipun, semuanya sama,"ucap Redhwan saat dihubungi radarbengkuluonline.com di ruang kerjanya Kamis (30/09).

Pembahasan mengenai perempuan, lanjutnya, lebih sering menampilkan perempuan sebagai korban yang tidak berdaya. Perempuan ditampilkan sebagai makhluk yang tidak bisa berbuat banyak untuk melindungi dirinya, sehingga perlu dibantu. Stereotip tersebut justru berpotensi untuk menghambat potensi emasipatoris dari perempuan untuk melawan dan menolak posisi mereka sebagai korban. Bahkan berdasarkan penelitian dan pembahasan berbagai permasalahan perempuan di Indonesia memang masih fokus kepada posisi perempuan sebagai korban. Kajian-kajian tersebut menyoroti bagaimana perempuan menjadi korban kekerasan, terhegemoni oleh isi media dan relatif tidak berdaya terhadap berbagai eksploitasi fisik dan mental.

"Kedepannya kita berharap ibu - ibu rumah tangga ini mempunyai peran. Terkadang peran perempuan tidak kalah dengan peran laki - laki. Apalagi dalam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Baik dari segi ilmu pengetahuaannya dan memproduksi sesuatu hal yang bermanfaat dalam suatu wilayah, maupun dalam hal lainnnya."

Komisi Nasional (Komnas) perempuan misalnya, menyoroti kenaikan jumlah kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2016 sebesar 213 persen atau mencapai 54.425. Dari data riset yang menunjukkan jumlah kekerasan yang dialami oleh perempuan adalah tren data yang biasanya dimunculkan oleh lembaga atau organisasi yang fokus pada permasalahan perempuan.

"Untuk itu kami selalu memberikan edukasi yang kuat bagi perempuan agar lebih maju dan bisa setara dengan laki - laki, tanpa  menghapuskan kodratnya sebagai seorang ibu, anak, maupun istri. Mereka harus mempunyai peran. Jangan sampai beranggapan bahwa wanita kerjanya hanya di rumah saja. Malah harus mempunyai inisitif untuk mensejahterakan diri sendiri maupun orang lain yang ada disekitarnya."(afa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: