Catatan Dahlan Iskan: Satu Kursi
Reporter:
radar|
Editor:
radar|
Kamis 23-12-2021,07:35 WIB
radarbengkuluonline.com - LIBURAN Natal ini pun menjadi sangat kelabu bagi Presiden Joe Biden. Ambisinya untuk bikin lompatan besar pembangunan Amerika masih terganjal. Itu mirip yang dialami Presiden Donald Trump. Juga yang dihadapi Presiden Barack Obama. Lebih tragis. Yang mengganjal Biden itu justru anggota kongres dari partainya sendiri: Demokrat. Padahal, untuk bisa bikin lompatan besar itu, Biden tinggal perlu satu suara saja. Satu. Hanya perlu satu kursi lagi. Dan itu ada. Dari partainya sendiri. Tapi, pemilik kursi itu, Joe Manchin, 74 tahun, kian tegas sikapnya: no!
Seorang penulis terkemuka Inggris, Tom Fowdy, sampai membuat kesimpulan begini: ”Terjawablah sudah mengapa Amerika tidak bisa bersaing dengan Tiongkok.” Ada juga yang menulis: masa depan jutaan rakyat Amerika Serikat (AS) diganjal satu orang. Jawaban ”no” dari Joe Manchin itu disampaikan kemarin dulu. Dalam lobi terakhir sebelum reses liburan Natal dan tahun baru. Padahal, begitu liburan selesai, 3 Januari depan, Senat AS sudah harus bersidang untuk memutuskan: program Biden itu diterima atau ditolak.
SILAHKAN BACA:
Warga Jenggalu, Seluma Ngadu ke Presiden
Komposisi anggota senat saat ini seimbang: Republik 50 kursi, Demokrat 50 kursi. Semua anggota senat dari Republik sudah bulat: menolak. Semua anggota senat dari Demokrat sudah bulat: menerima –kecuali yang satu itu. Itulah bendera utama yang akan dikibarkan Biden: menjadi Presiden Pembangun Kembali Infrastruktur AS. Keunggulan Biden yang dikenal sebagai jago lobi di kongres membuat Demokrat optimistis program itu bisa gol di parlemen.
Ini Sulit. Republik tidak pernah memberikan sinyal oke. Sebagian anggota Demokrat sendiri menentang. Anggaran tersebut dinilai terlalu besar. Banyak yang dianggap tidak perlu. Rakyat merasa terbebani terlalu berat –lewat pungutan pajak. Biden memang akan menaikkan pajak. Secara drastis. Dari 21 persen ke 28 persen. Dulu Trump-lah yang menurunkan pajak itu. Secara drastis.
Dalam lobi-lobi selama ini, Biden sudah mengalah. Angka 3,5 triliun itu sudah diturunkan: menjadi 2,2 triliun. Maka, sebulan lalu, DPR AS –yang dikuasai Demokrat– menyetujui APBN itu: 220 lawan 213. Tinggal minta persetujuan senat 3 Januari nanti. Sejak awal ”yang satu orang itu” sudah memberikan isyarat menolak. Sempat pula sedikit melunak: setuju pajak dinaikkan, tapi maksimal menjadi 26 persen. Jangan 28 persen.
BACA JUGA:
Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (15)
Semakin mendekati batas waktu, Joe Manchin belum juga yes. Puncaknya dua hari lalu. Hanya 20 menit sebelum pembicaraan harus berakhir untuk libur. Joe Manchin memberikan kata akhir: no. Kubu Demokrat lemes di akhir batas waktu itu. Di AS tidak ada pedagang tempe. Omongan ”pagi tempe sore kedelai” jarang terjadi di sana. Maka, meski masih ada waktu hampir dua minggu sebelum pemungutan suara, tempe itu tidak akan bisa jadi kedelai. Anda pernah tahu: hanya kedelai yang bisa jadi tempe.
Joe Manchin pun segera merayakan Natal di kampungnya, West Virginia. Itulah negara bagian yang paling konservatif di luar pendukung konfederasi. Sampai pun sudah menjadi tokoh Demokrat, Joe Manchin masih konservatif. Negara bagian tersebut hanya punya dua kursi senat. Masih beruntung Demokrat bisa mendapat satu kursi di situ –meski sikapnya ternyata masih seperti Republikan juga. Soal batu bara, misalnya, ia pro penggunaan batu bara. Ia memang salah seorang pengusaha terkait batu bara. Dana politiknya pun terbanyak dari sektor itu.
PERLU DIBACA:
ASN Mukomuko Wajib Bawa Lima Warga Ikut Vaksinasi
Di West Virginia dapat jatah tiga kursi DPR. Disapu bersih oleh Republik. Trump sering sengit mengecam anggota kongres dari Republik yang tidak membela dirinya. Trump punya panggilan khusus untuk mereka: Si RINO –Republican In Name Only. Biden lebih sabar menghadapi orang seperti Manchin. Tidak sampai ada omongan –misalnya– Joe Manchin itu Celeng Dhegleng. Tapi, Biden akan kehilangan moto utamanya: BBB –Build Back Better. Itulah program yang sudah melekat erat di dirinya –lewat rencana APBN gajah bengkaknya.
Bulan depan sudah satu tahun Biden menjadi presiden. Baru 1,2 T anggaran yang sudah disetujui. Kelihatannya, parlemen hanya akan setuju maksimal 1,6 T. Sebenarnya angka itu pun sudah gajah. Hanya saja belum cukup bengkak –kalau tujuannya untuk melawan Tiongkok.
(Sumeks.co)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: