Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (16)

Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (16)

 

radarbengkuluonline.com - Kota Bengkulu ini banyak sekali  nama jalannya . Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau. Ada juga nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut dinama jalan itu. Ini harus diketahui orang Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Kota  Bengkulu  

Kapten Syahrial, Gugur Sebagai Kesuma Bangsa Sebelum Pernikahan

Nama Jalan Kapten Syahrial Anda pasti sudah tahu. Karena, itu juga merupakan salah satu nama jalan yang ada di Kota Bengkulu. Jalan ini membentang di daerah Tengah Padang Kota Bengkulu.

Kapten Syahrial ini, kata Yulita Rahmalia (50), adalah pejuang Bengkulu. Dia adalah keluarga Ema –nama panggilan Yulita Rahmalia—sendiri. Ia adalah kakek Ema. Namun, Ema jarang bertemu dengan Syahrial. Hanya sesekali saja dia bertemu. Sebab, waktu itu dia masih kecil. Waktu itu dia baru berumur sekitar 5 tahunan.

SILAHKAN DIBACA:

Jembatan Talang Buai, Mukomuko Nyaris Putus

Lelbih lanjut dikatakan, Kapten Syahrial ini ikut berjuang mempertahankan tanah air. Sebab, keluarganya memang kebanyakan jadi pejuang. Bahkan, ayahnya, Affandi Abidin juga pejuang Bengkulu. ’’Kami ini termasuk keluarga pejuang semua,’’ ujar Ema saat ditemui di rumahnya di Jalan Kapten Syahrial Tengah Padang .

Menurut cerita dari ayahnya, Affandi Abidin, Kapten Syahrial ini termasuk orang pintar dan gagah berani. Dia cinta sekali dengan daerah dan amat membenci kaum penjajah. Karena kecintaannya terhadap bangsa ini, dia ikut berjuang. Baik di Bengkulu, mau pun di daerah lain. Selain itu, juga juga ikut pendidikan militer. Sehingga akhirnya dia mendapat gelar kapten.

BACA JUGA:

Direktur PT FLBA Paparkan Soal Tambang Pasir Besi ke Emak-Emak

Dengan adanya pendidikan militer yang didapatnya, maka dia semakin termotivasi untuk ikut mengusir penjajah dari tanah air ini. Sebab, keberadaan penjajah itu amat menyengsarakan rakyat. Karena rakyat dipaksa untuk menanam rempah-rempah, lalu hasilnya diambil oleh kaum penjajah itu sendiri. Lalu diboyong ke negara mereka. Menyakitkan sekali.

Dalam masa pendidikan di Baturaja, Sumatera Selatan juga, dia tak henti-hentinya berjuang. Dia bersama para pejuang lainnya ikut maju ke medan tempur. Namun, lanjutnya, dia akhirnya meninggal dalam masa perjuangan. Dia meninggal di Baturaja, Sumatera Selatan. Kemudian jenazahnya dibawa ke keluarga ke Kepahiang dan dimakamkan di Kepahiang. Sebab, keluarganya waktu itu menetap di Kepahiang ini.

BOLEH DIBACA DULU:

Hebat, Jembatan Seperti Ini Masih Dilalui Warga Keban Jati

Saat meninggal itu, Syahrial ini masih bujang. Sebab, dia baru saja menyelesaikan pendidikan militernya. ‘’Sebenarnya dia sudah ada jodoh dan mau kawin, tetapi karena gugur dalam perjuangan, akhirnya tak jadi nikah. Saya tidak ingat lagi siapa calon istrinya itu. Karena waktu itu saya masih kecil sekali,’’jelas Ema.

Kemudian, atas jasanya yang besar untuk bangsa dan negara ini, maka namanya diabadikan jadi nama jalan di Kota Bengkulu ini. Jalan itu dipasang di daerah Tengah Padang, yaitu, mulai dari samping Kampus Unihaz sampai ke jalan Iskandar Tengah Padang. Tepatnya, jalan ini terletak di rumah tempat tinggal keluarga almarhum Affandi Abidin.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: